Page 157 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2021
P. 157
Ia mengungkap memang hanya ada beberapa perusahaan yang telah ada keputusan untuk
melakukan efisiensi dan berunding dengan serikat kerja dan manajemen.
KSPI mengaku mendapat informasi perusahaan di sektor industri komponen otomotif terancam
adanya efisiensi pegawai.
"Yang saya terima laporan, yang kami terima laporan adalah di industri yang sudah selesai
akhirnya terjadi efisiensi pengurangan karyawan di tengah PPKM darurat ini di industri komponen
otomotif, sebagian di industri peleburan besi atau baja, sebagian lagi di industri keramik. Yang
dirumahkan dan dipotong gajinya, tergantung kemampuan arus kas perusahaan," katanya.
Ia memaparkan beberapa industri yang terdampak langsung sudah terjadi PHK saat sebelum
diberlakukannya PPKM darurat seperti di sektor jasa, perdagangan, transportasi, retail,
contohnya perusahaan retail Giant. Said Iqbal menyebut, meskipun Menko Marves Luhut
Pandjaitan telah meminta pengusaha tidak melakukan PHK, pengusaha tidak mengindahkan
imbauan tersebut karena ada arus kas di perusahaannya sudah berdarah-darah.
"Industri retail ini kepukul, pasti kepukul dengan PPKM darurat itu sudah PHK. Transportasi dan
logistik yang menjadi anggota KSPI itu sudah PHK. Jadi, kalau Pak Menteri Investasi dan Maritim
mengatakan jangan ada PHK, nggak didengar oleh pengusaha. Mereka hanya mendengar arus
kas mereka, nggak mungkin mereka kemudian mempertahankan arus kas perusahaan yang
berdarah-darah, nggak ada output produksi, diliburkan, sudah diliburkan tetap bayar upahnya.
Kemudian mereka nggak di-PHK nggak mungkin, itu sudah PHK. Terlambat omongnya, terutama
di sektor transportasi, logistik, hotel, bahkan mal, itu proses PHK. Ada beberapa yang menjadi
anggota KSPI itu sudah PHK," ungkapnya.
Lebih lanjut, apabila terjadi perpanjangan PPKM darurat, Said Iqbal mengatakan bisa saja terjadi
ledakan PHK. Sebab, beberapa industri yang terdampak COVID-19 telah melakukan
pengurangan upah atau merumahkan pegawai, seperti industri otomotif, industri komponen
elektronik, industri elektronik, industri farmasi, industri kesehatan yang bukan obat-obatan
COVID-19, industri tekstil, garmen, sepatu, makanan dan minuman.
"Kita bisa bayangkan situasi yang kelima akan terjadi ledakan PHK di depan mata bila PPKM akan
diperpanjang lagi 6 pekan ke depan, 1,5 bulan. Sebagaimana diinfokan di media, Ibu Sri Mulyani,
pasti ledakan PHK, karyawan kontraknya sudah di-PHK," ujarnya.
Said Iqbal mengaku menyampaikan beberapa temuan di lapangan bukan berarti ingin berbeda
dengan pemerintah. Namun ia mengungkap sudah ada perundingan antara serikat buruh dan
pengusaha terkait pengurangan karyawan.
"Makanya kita menyampaikan ini bukan ingin bertentangan dengan pemerintah atau berbeda
pendapat dengan pemerintah sebagaimana yang disampaikan Menko Maritim. Fakta di lapangan,
mereka mengatakan akan PHK, orang sudah berunding kok dengan serikat buruh, seberapa
besar PHK itu sedang dirundingkan, di beberapa sektor komponen elektronik dan otomotif kan
sudah," ujar Said Iqbal.
"Jadi yang kelima ini akan terjadi ledakan PHK seberapa banyak dan seberapa cepat ekonomi
akan pulih dan seberapa cepat pengendalian COVID-19 oleh pemerintah bisa menjadi lebih stabil
dan normal. Kalau ekonomi tetap krisis, minus pertumbuhan ekonomi, pandemi tetap tinggi,
sekarang ledakan klaster itu di buruh dan keluarganya. Kalau isolasi mandiri tidak ada
penanganan terpadu dari tim PPKM darurat dan pendekatan pada perusahaan tidak bisa
imbauan-imbauan, tidak terpadu, KSPI memprediksi ratusan ribu orang di-PHK," paparnya.
Ia mencontohkan, misalnya perusahaan otomotif di daerah Bodetabek memiliki 1.500-2.000
karyawan, melakukan pengurangan karyawan 500 orang di satu perusahaan. Maka jika ada 500
156