Page 226 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2021
P. 226

MENAKER SEGERA TERBITKAN ATURAN WFO SEKTOR ESENSIAL

              Kementerian Ketenagakerjaan akan menerbitkan panduan dan pedoman pelaksanaan lapangan
              untuk sektor esensial yang diperkenankan beroperasi dengan kapasitas pekerja 50 persen pada
              masa PPKM Darurat.

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah secara khusus meminta perusahaan di sektor esensial
              untuk memperketat jam kerja pekerja demi menekan penyebaran Covid-19. "Menanggapi situasi
              dunia usaha dalam masa PPKM Darurat ini, maka dibutuhkan penyesuaian terkait jumlah pekerja
              di perusahaan, pelaksanaan prokes di tempat kerja, penyesuaian waktu kerja, dan dampaknya
              terhadap hak-hak pekerja," Ida dalam siaran pers yang dikutip Kamis (15/7/2021).

              Ida mengatakan pelaksanaan PPKM Darurat telah diatur melalui Inmendagri No.18/2021 tentang
              Perubahan Atas Inmendagri No.15 Tahun 2021. Melalui Inmendagri tersebut, sektor esensial
              menjadi salah satu sektor yang diizinkan untuk bekerja dari kantor (WFO) hingga mencapai 50
              persen.
              Meski begitu, perusahaan di sektor esensial diharapkan tetap memperketat waktu kerja guna
              memaksimalkan  PPKM  Darurat.  "Sepanjang  dipastikan  telah  memenuhi  kriteria  dalam
              Inmendagri,  maka  perusahaan  di  sektor  esensial  dapat  membuat  opsi-opsi  untuk
              memaksimalkan proses produksi," jelas Ida.
              Opsi tersebut di antaranya adalah pekerja/buruh hanya bekerja selama 15 hari dalam satu bulan.
              Artinya, 15 hari untuk bekerja dari kantor dan 15 hari sisanya untuk bekerja dari rumah (WFH),
              sebagaimana  sempat  diusulkan  oleh  Menteri  Koordinator  Bidang  Kemaritiman  dan  Investasi
              Luhut Binsar Pandjaitan.

              "Opsi lainnya bisa berupa penerapan shift kerja di perusahaan agar tidak terjadi penumpukan
              pekerja pada shift yang sama," tambahnya.

              Opsi lain, lanjut Ida, yakni melakukan pekerjaan dengan skema 2-1 atau 2 hari kerja dan 1 hari
              libur. Dengan opsi ini, maka seluruh pekerja bisa memperoleh giliran kerja.

              Selain itu, perusahaan dapat memilih merampingkan divisi/unit kerja yang bukan core/inti yang
              tidak membutuhkan pekerja sebesar di masa normal. Sehingga jumlah pekerja di unit inti dapat
              dimaksimalkan. Perusahaan juga dapat memilih opsi-opsi lain sesuai dengan karakter proses
              produksi  di  perusahaan  masing-masing.  "Opsi-opsi  ini  dimaksudkan  agar  perusahaan  dapat
              beroperasi semaksimal mungkin dalam situasi PPKM, sehingga ekonomi dapat tetap berjalan,"
              kata Ida.

              Dia  mengatakan  Kemenaker  juga  menekankan  agar  penyesuaian-penyesuaian  ini  dibuat
              berdasarkan  kesepakatan  dengan  perwakilan  pekerja  atau  Serikat  Pekerja/Serikat  Buruh
              (SP/SB).  "Apapun  opsinya,  agar  pelaksanaannya  dapat  berjalan  aman  dan  kondusif,  tentu
              penerapan protokol kesehatan 5 M menjadi standar yang tidak bisa ditawar," ujarnya.
              (E-3).















                                                           225
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231