Page 217 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 217

minimum provinsi (UMP) sesuai hasil revisi Gubernur Anies Baswedan yang diumumkan pada
              Sabtu (18/12/2021) lalu.
              Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani menilai Anies telah melanggar ketentuan Peraturan
              Pemerintah  (PP)  Nomor  36  Tahun  2021  tentang  Pengupahan.  Untuk  itu,  pengusaha  akan
              menggugat Anies ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

              "Mengimbau seluruh perusahaan di Jakarta untuk tidak menerapkan revisi UMP DKI Jakarta 2022
              sembari menunggu keputusan PTUN berkekuatan hukum tetap," kata Hariyadi saat konferensi
              pers virtual, Senin (20/12/2021).

              Kendati  begitu,  ia  mengatakan  gugatan  ke  PTUN  baru  akan  dilayangkan  bila  Anies  sudah
              mengeluarkan peraturan gubernur ( pergub ) baru soal revisi besaran UMP DKI Jakarta 2022.

              "Kami  tunggu  pergub-nya,  kalau  sudah  ada  langsung  kami  ajukan  (gugatan  ke  PTUN).  Jadi
              begitu pergub keluar, Apindo dan Kadin DKI akan langsung lakukan gugatan," ucapnya.

              Saat  ini,  sambung  Hariyadi,  para  pengusaha  di  kedua  asosiasi  tengah  menyusun  surat
              pernyataan keberatan kepada Anies terkait pengumuman revisi UMP DKI Jakarta 2022. Surat
              baru disiapkan karena Anies mengumumkan revisi UMP pada Sabtu lalu.

              "Untuk surat segera kami siapkan bahwa terhadap langkah tersebut, kami merasa keberatan,"
              imbuhnya.

              Lebih lanjut, Hariyadi menilai keputusan Anies merevisi UMP DKI Jakarta 2022 memberi dampak
              negatif  bagi  pengusaha.  Pasalnya,  perusahaan  semakin  sulit  menerapkan  upah  berdasarkan
              struktur upah dan skala upah (SUSU).

              Padahal, Kementerian Ketenagakerjaan ingin perusahaan menyusun upah bagi pekerja dengan
              masa kerja di atas satu tahun melalui skema SUSU.

              Penyusunan  upah  berdasarkan  SUSU  sendiri  dimaksudkan  agar  ada  upah  berjenjang  bagi
              pekerja sesuai berpengalaman, jabatan, produktivitas, dan lainnya.

              "Maka ruang untuk menerapkan struktur dan skala upah jadi sulit, karena ruang untuk (kenaikan)
              upah pekerja di atasnya jadi sempit," tutup Hariyadi.





























                                                           216
   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222