Page 439 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 439

"Kami sangat menyayangkan sekali atas kebijakan tersebut," ujar Wakil Ketua Dewan Pimpinan
              Provinsi (DPP) Apindo DKI Jakarta Nurjaman kepada Kompas.com, Minggu (19/12/2021).
              Nurjaman menyatakan, pihaknya menolak keras keputusan kenaikan UMP sebesar 5,1% karena
              selain memberatkan pelaku usaha, tetapi juga menyalahi aturan.

              Menurutnya, keputusan Anies tersebut bertentangan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
              36  Tahun  2021,  yang  menyebut  bahwa  seluruh  pemerintah  provinsi  di  Indonesia  harus
              menetapkan UMP sebelum 21 November 2021.

              Anies pun telah menetapkan k enaikan UMP DKI Jakarta untuk 2022 sebesar 0,85% pada 21
              November 2021 lalu dengan menerbitan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 1395 Tahun 2021
              soal Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI 2022.

              "Tapi sekarang merevisi Kepgub tersebut, itu kami sangat sayangkan karena melanggar regulasi.
              Lalu apakah ada yang salah dari Kepgub yang lama? Kalau memang yang lama ada yang salah,
              kami setuju ada perubahan, tapi kalau tidak ada kesalahan kenapa mesti direvisi?" ungkapnya.

              "Ini bukan bicara besar-kecilnya kenaikan upah, tapi apa memang ada regulasi yang memastikan
              untuk bisa ada perubahan itu? Jadi kami merasa keberatan lakukan perubahan atas Kepgub itu,"
              lanjut Nurjaman.

              Saat ini Apindo memang belum menerima dan mengetahui isi salinan Kepgub baru yang akan
              diterbitkan untuk merevisi kebijakan Anies sebelumnya. Pihaknya akan melakukan pendekatan
              dengan Pemprov DKI untuk kembali mendiskusikan kebijakan UMP.

              Namun, dia memastikan akan menempuh jalur hukum dengan menggugat ke Pengadilan Tata
              Usaha Negara (PTUN) jika Kepgub terkait kenaikan UMP 5,1 persen di 2022 tetap terbit.

              "Kami akan lakukan pendekatan ke pemerintah DKI Jakarta, stakeholder, dan pengusaha DKI
              Jakarta untuk bersama-sama menyikapi atas Kepgub yang akan ditetapkan oleh Pak Gubernur
              itu," kata Nurjaman.

              "Tentunya upaya-upaya yang akan kami lakukan, termasuk juga dimungkinkan upaya hukum
              dengan melakukan gugatan ke PTUN," imbuhnya.

              Nurjaman pun berharap Anies tidak menerbitkan Kepgub yang menetapkan kenaikan UMP 5,1%
              sebab malah akan membuat kegaduhan di dunia usaha yang tengah terdampak pandemi.

              "Berharap untuk pak gubernur mengurungkan niatnya untuk untuk membuat Kepgub yang baru,
              karena itu akan membuat kegaduhan bagi dunia usaha," pungkas dia.

              Buruh mendorong kepala daerah untuk mengikuti langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
              merevisi Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2022.

              Anies  merevisi  UMP  DKI  Jakarta  tahun  2022  menjadi  5,1%  dari  sebelumnya  hanya  0,85%.
              Sementara rata-rata kenaikan UMP nasional tabun 2022 berdasarkan keterangan Kemeterian
              Ketenagakerjaan sebesar 1,09%.


              "Ini harusnya tidak hanya dilakukan oleh DKI Jakarta, tetapi juga dilakukan oleh semua Gubernur
              di  Indonesia  untuk  melakukan  revisi  terkait  dengan  kenaikan  UMP  tahun  2022,"  ujar  Wakil
              Presiden Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (DPP FSPMI) Kahar S
              Cahyono dalam keterangannya, Minggu (19/12).

              Kahar bilang UMP yang sebelumnya telah ditetapkan oleh seluruh gubernur di Indonesia tersebut
              berada di bawah inflasi. Sehingga hal itu akan menekan daya beli masyarakat.

                                                           438
   434   435   436   437   438   439   440   441   442   443   444