Page 449 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 449

Oleh sebab itu, pihaknya mengklaim tidak akan tinggal diam dengan adanya keputusan sepihak
              dari Pemprov DKI.
              "Jangan ajarkan kami langgar regulasi," katanya.

              Ketua  Umum  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo),  Hariyadi  B  Sukamdani,  meminta
              Kementerian Ketenagakerjaan RI, agar memberi sanksi kepada Anies. Hal itu, karena Anies dinilai
              melawan hukum soal pengupahan dengan merevisi kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2022
              DKI Jakarta menjadi 5,1 persen dari sebelumnya 0,85 persen.

              "Karena hal itu berpotensi menimbulkan iklim tidak kondusif," kata Hariyadi dalam konferensi
              pers di Jakarta, Senin (20/12).

              Dia  menambahkan,  dengan  adanya  revisi  dari  Anies  itu,  upaya  untuk  mengimplementasikan
              jaring pengaman sosial (JPS) bagi pekerja pemula tanpa pengalaman sulit dilakukan. Khususnya,
              ketika struktur skala upah di DKI semakin tidak jelas dengan JPS yang terabaikan.

              "Karenanya, kami meminta Kemenaker untuk memberikan sanksi kepada Kepala Daerah yang
              telah melawan hukum regulasi," jelas dia.

              Tak  hanya  itu,  Apindo  juga  meminta  kepada  Menteri  Dalam  Negeri  untuk  memberikan
              pembinaan  dan  sanksi  kepada  kepala  daerah  yang  melanggar,  termasuk  Anies.  Utamanya,
              karena telah melemahkan sistem pemerintahan.

              "Sebagaimana  amanat  UU  No.23  Tahun  2014  pasal  272,  Pemerintah  Pusat  melakukan
              pembinaan dan pengawasan terhadap Pemerintah Daerah," ucap Heriyadi.

              Lebih jauh, dengan adanya keputusan Anies untuk merevisi besaran nilai UMP pada 2022, pihak
              Apindo, juga mengimbau perusahaan di Jakarta untuk mengabaikannya. Hal itu, kata dia sembari
              menunggu putusan PTUN yang berkekuatan hukum tetap.

              "Namun, tetap mengikuti Kepgub DKI Jakarta No. 1395 Tahun 2021 pada 19 November lalu, di
              mana kenaikan UMP 0,85 persen," katanya.

              Kamar  Dagang  dan  Industri  (Kadin)  Indonesia  khawatir  langkah  Pemprov  DKI  Jakarta  yang
              merevisi UMP bakal diikuti oleh provinsi lain. Pasalnya, situasi itu bakal membingungkan dunia
              usaha dan menghambat investasi.
              Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Ketenagakerjaan, Adi Mahfudz, mengatakan, saat ini telah
              ada satu provinsi yang akan mengikuti langkah Jakarta untuk merevisi kenaikan upah yang telah
              disepakati pada November lalu.

              "Itu yang kami khawatirkan dan sudah ada satu provinsi lain mengikutinya. Silakan cek sendiri
              tapi sudah ada. Itu implikasi yang kami khawatirkan," kata Adi dalam konferensi pers di Jakarta,
              Senin (20/12).

              Adi  mengatakan,  Kadin  sebagai  organisasi  naungan  para  pengusaha,  Kadin  bukan  hanya
              memikirkan Jakarta saja melainkan seluruh provinsi di Indonesia. Pasalnya, saat ini tercatat ada
              sekitar 9 juta jiwa pengangguran di Indonesia. Kenaikan UMP yang terjadi secara sepihak pun
              dikhawatirkan memicu gelombang PHK massal.

              "Ini sangat membingungkan, proyeksi kami menjadi tidak karuan. Investor dan pelaku usaha
              butuh kepastian hukum dari pemerintah," katanya menambahkan.





                                                           448
   444   445   446   447   448   449   450   451   452   453   454