Page 528 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 528

Malahan, kata Said, dengan kenaikan UMP DKI tersebut justru akan memberikan keuntungan
              kepada para pengusaha. Karena meningkatnya daya beli masyarakat yang kebanyakan disokong
              oleh para pekerja atau buruh.

              "Kalau Gubernur Anies sudah mempertimbangkan 5,1 persen itu akan meningkatkan daya beli
              maka diperkirakan akan ada puluhan triliun uang yang akan mengalir ke kantong pengusaha
              bukan  ke  kantongnya  Apindo.  Dalam  bentuk  para  buruh  membeli  barang-barang,"  kata  dia
              secara virtual dalam menyikapi tindakan Apindo, Senin (20/12/2021).

              Justru dia mengingatkan kepada para pengusaha agar tidak memicu perseteruan antara pekerja
              dan pengusaha. Padahal, kata Said, perusahaan-perusahaan yang dimiliki para pengusaha asing
              tidak merasa terbebani dengan kenaikan UMP DKI tersebut.

              "Mereka (para perusahaan Jepang dan multinasional) tidak keberatan naik upah jauh lebih baik
              dari kenaikan upah minimum tahun lalu, karena ekonomi sedang membaik," kata Said Iqbal.

              "Mereka bilang kepada saya, mereka ingin bisnis itu tenang. Karyawan sedang baik-baik saja
              kok hubungannya dengan perusahaan. Hubungan industrial di tingkat perusahaan itu baik-baik
              saja," kata dia.

              Seperti  diketahui,  Keputusan  Gubernur  DKI  Jakarta  Anies  Baswedan  merevisi  penetapan
              kenaikan  UMP  DKI  untuk  tahun  2022  menuai  reaksi  dari  kalangan  pengusaha.  Bahkan,
              keputusan Anies tersebut akan dibawa ke Pengadilan Tinggi Usaha Tata Negara (PTUN).

              Awalnya UMP DKI tahun depan itu naik 0,85 persen atau hanya Rp 37.749 bila mengacu kepada
              Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan. Tak lama, UMP DKI
              2022 diubah lagi menjadi 5,1 persen atau setara Rp 225.667 dari UMP tahun sebelumnya.

              Pada 22 November 2021, Gubernur Anies melayangkan surat nomor 533/-085.15 tentang Usulan
              Peninjauan Kembali Formula Penetapan Upah Minumum Provinsi (UMP) 2022 kepada Menteri
              Ketenagakerjaan.

              Melalui  surat  itu,  Anies  menyampaikan  bahwa  kenaikan  UMP  2022  di  DKI  Jakarta  yang
              sebelumnya ditetapkan masih jauh dari kata layak dan tidak memenuhi asas keadilan. Hal itu
              disebabkan peningkatan kebutuhan hidup pekerja atau buruh terlihat dari inflasi di DKI Jakarta.































                                                           527
   523   524   525   526   527   528   529   530   531   532   533