Page 558 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 558
telah menyurati Menteri Ketenagakerjaan bahwa formula penetapan UMP DKI 2022 tidak cocok
dengan kondisi Jakarta dan diminta untuk diubah.
Oleh karena itu, kalangan pengusaha mempertanyakan apakah pihak Kementerian
Ketenagakerjaan sudah menjawab Surat Gubernur DKI itu, sehingga ada peluang untuk merevisi
aturan yang telah ditetapkan.
"Tentu kami dari pelaku usaha meminta klarifikasi dari Menteri Tenaga Kerja, karena merekalah
yang bertanggung jawab menegakkan aturan dan regulasi yang berkaitan dengan penetapan
UMP," ujar Sarman dalam keterangan resmi, Minggu (19/12).
la mengaku saat ini pihaknya belum menerima dan membaca salinan Surat Keputusan (SK)
Gubernur yang merevisi kenaikan UMP DKI 2022 menjadi 5,1 persen atau naik Rp225.667 dari
yang sebelumnya naik 0,85 persen atau Rp37.749 berdasarkan formula yang diatur dalam PP
Nomor 36 Tahun 2021.
Di sisi lain, Sarman menghormati itikad baik Anies yang ingin memperjuangkan nasib warganya.
Meski demikian, menurutnya putusan Anies juga harus berdasarkan hukum dan regulasi.
"Disinilah peran Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) bagaimana mampu mengawal
regulasi yang ada untuk memberikan kepastian hukum bagi dunia usaha, karena menyangkut
UMP merupakan kepentingan bersama antara pengusaha dan pekerja," imbuhnya.
Oleh karena itu, ia menyerahkan sepenuhnya permasalahan UMP kepada Kemnaker untuk
meluruskan dan memastikan proses penetapan UMP sesuai dengan regulasi yang ada.
"Ini segera diluruskan supaya tidak berkepanjangan, karena ditakutkan nanti ada pihak
pengusaha yang menggugat revisi UMP, maka ini akan semakin tidak produktif. Di sisi lain, kita
masih berjuang memulihkan perekonomian di tengah pandemi covid-19," tandasnya.
Sebelumnya, Anies merevisi kenaikan UMP DKI 2022 sekitar 5,1 persen atau senilai Rp225.667
dari tahun sebelumnya.
Dengan kenaikan ini, UMP DKI menjadi Rp4.641.854. Sebelum direvisi, kenaikan UMP DKI hanya
Rp37.749 atau menjadi Rp4.453.935.
Dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/12), Anies mengatakan keputusan ini mempertimbangkan
sentimen positif dari sejumlah kajian. Salah satunya yakni kajian Bank Indonesia yang
menyatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 4,7 persen
hingga 5,5 persen. (cni)
557