Page 140 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 AGUSTUS 2020
P. 140

pariwisata terus mencari solusi agar sektor ini dapat pulih kembali di masa adaptasi kebiasaan
              baru.
              "Peranan manager HRD di perhotelan sangat strategis dalam mengelola tenaga kerja, sejak pra
              employment, during employment sampai kepada post employment," ucap Ida Fauziyah dalam
              pernyataan resmi yang diterima, Selasa (11/8).

              Di sisi lain, Indonesia saat ini menghadapi tantangan dari perkembangan teknologi digitalisasi.
              Teknologi  digitalisasi  juga  memberikan  dampak  yang  sangat  signifikan,  khususnya  terhadap
              keberadaan tenaga kerja, yakni terjadi transformasi ketenagakerjaan.

              Akibatnya dapat terjadi seperti rotasi tenaga kerja, pengurangan jumlah jam kerja tenaga kerja,
              sampai kepada pengurangan tenaga kerja atau PHK. "Peranan tersebut dimanifestasikan agar
              dinamika ketenagakerjaan menjadi kondusif atau meminimalisasi gejolak ketenagakerjaan yang
              tidak diinginkan," ucap Ida.

              Menurutnya, pengelolaan tenaga kerja di industri perhotelan dapat disinergikan dengan pro-
              gram-program  di  Kementerian  Ketenagakerjaan,  seperti  untuk  mengantisipasi  transformasi
              ketenagakerjaan antara lain diperlukan pelatihan vokasi baik melalui skema skilling, reskilling,
              up-skilling, pemagangan, peningkatan produktivitas, dan yang tidak kalah pentingnya adalah
              soft skill.
              Kementerian  Ketenagakerjaan  memiliki  sejumlah  program  seperti  pelatihan  dan  sertifikasi,
              penempatan dan perluasan kesempatan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja serta hubungan

              industrial dan jaminan sosial. "Program-program tersebut dapat disinergikan dan dikolaborasikan
              dengan bidang perhotelan dan restoran," kata Ida.

              Ia mengatakan, pandemi Covid-19 berdampak luas pada industri pariwisata di seluruh dunia
              karena anjloknya permintaan dari wisatawan domestik maupun mancanegara. Menurutnya, basis
              penurunan permintaan tersebut disebabkan oleh pemberlakuan berbagai pembatasan perjalanan
              oleh banyak negara yang berusaha membendung penyebaran dan penularan virus. Indonesia
              sebagai salah satu negara yang juga memiliki banyak destinasi wisata tidak luput dari imbas ini.
              "Pemerintah  menyadari  bahwa  sektor  pariwisata  merupakan  sektor  paling  terdampak  akibat
              wabah Covid-19," tutur Ida.
              Pihak Kemnaker telah berkoordinasi dengan 12 Disnaker Provinsi agar mengidentifikasi dampak
              pandemik Covid-19 terhadap dunia ketenagakerjaan. Mengenai hal itu, ia meminta SP/SB untuk
              membantu mengidentifikasi para pekerja yang membutuhkan program Kemenaker. Data dan
              informasi dibutuhkan agar dalam waktu dekat dapat segera dicarikan solusi melalui program
              kerja  pemerintah/'Dibutuhkan  adalah  kerja  sama  yang  mengedepankan  dialog  sosial  untuk
              mencari solusi terbaik dan menghindari PHK," kata Ida.

              Pemerintah sendiri menganggarkan Rp 695,2 triliun untuk biaya penanangan Covid-19. Dana
              tersebut  terbagi  untuk  beberapa  sektor.  Pertama  untuk  sektor  kesehatan  Rp  87,55  triliun,
              perlindungan sosial Rp 203,9 triliun, insentif usaha Rp 120,61 triliun, pembiayaan korporasi Rp
              53,57 triliun, sektoral Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah Rp 106,11 triliun, serta
              penanganan Usaha Mikro Kecil dan Menengah sebesar Rp 123,46 triliun, (ark)











                                                           139
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145