Page 198 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 AGUSTUS 2020
P. 198

Untuk  melengkapi  usulan  dari  buruh,  serikat  buruh  dalam  pertemuan  dengan  DPR  juga
              menyerahkan kajian dan analisis pasal per pasal tentang kluster ketenagakerjaan. Pasal di kluster
              itu dibedah satu per satu dan disesuaikan dengan aspirasi buruh.

              Salah  satu  hasil  analisis  buruh  disusun  dengan  metode  tanya-jawab.  Misalnya,  untuk  isu
              penghapusan uang pesangon, apakah ada atau tidak, lalu dijawab dalam analisis itu. Isu-isu lain,
              seperti perpanjangan masa kerja tenaga alih daya (outsourcing) juga dibedah. Said mengatakan,
              metode pemaparan pasal per pasal itu juga untuk memudahkan DPR dalam melihat pasal-pasal
              mana di draf RUU Cipta Kerja itu yang dinilai merugikan buruh.

              Sekalipun telah ada kesepakatan dengan DPR, Said mengatakan, buruh tetap kritis terhadap
              RUU  Cipta  Kerja  .  Sebab,  selain  kluster  Ketenagakerjaan  juga  ada  kluster-kluster  lain  yang
              dibahas pemerintah dan DPR Kesepakatan dengan buruh hanya sebatas pembentukan tim kerja
              bersama guna memastikan kluster ketenagakerjaan itu tidak merugikan buruh. Namun, kluster-
              kluster lain yang juga banyak terkait dengan kepentingan buruh tetap dilihat secara kritis.

              "Untuk pertama, tim kerja  membahas soal pasal per pasal di kluster ketenagakerjaan. Namun,
              kalau ada pengaturan di kluster lain yang berkaitan dengan kepentingan buruh, tidak tertutup
              kemungkinan hal itu juga akan dibahas oleh tim kerja," katanya.

              Said  mengatakan,  DPR  menjanjikan  seoptimal  mungkin  meyakinkan  pemerintah  dalam
              pembahasan. Kesepakatan pasal per pasal antara DPR dan buruh yang dihasilkan dari tim kerja
              akan  menjadi  sikap  DPR  saat  berhadapan  dengan  pemerintah  dalam  pembahasan  kluster
              Ketenagakerjaan.

              Kesepakatan antara buruh dan DPR untuk terlibat dalam pembahasan RUU Cipta Kerja , menurut
              Said,  tidak  berarti  buruh  menghentikan  demonstrasi.  "Mohon  dipahami,  aksi-aksi  yang  akan
              dilakukan serikat buruh akan jadi bagian dinamika dari proses ini. Dialog terus berjalan , tetapi
              aksi  ini  bagian  dari  dukungan  terhadap  panja  Baleg  DPR  agar  aspirasi  buruh  didengar
              pemerintah," ujarnya.

              Said menilai tim kerja yang dibentuk buruh dan DPR itu lebih efektif daripada forum tripartit
              yang difasilitasi pemerintah. Sebab, selama ini tak banyak perkembangan dari forum tripartit
              bentukan  pemerintah.  Pada  Juli  lalu,  sejumlah  serikat  buruh  menyatakan  keluar  dari
              keanggotaan di forum tripartit buruh, pemerintah, dan pengusaha.

              "Tidak  ada  pembahasan  pasal  per  pasal  di  forum  tripartit  itu  sehingga  kami  merasa  hanya
              dijadikan stempel, seolah-olah pemerintah telah mengajak buruh bicara. Padahal, di situ tidak
              ada perkembangan yang berarti," ujar Said.

              Ketua Panja RUU Cipta Kerja Supratman Andi Agtas mengatakan, pembicaraan dengan buruh
              merupakan  upaya  DPR  menyerap  aspirasi  publik  dan  pihak  terkait  RUU  Cipta  Kerja  .
              Keberimbangan kepentingan pihak-pihak berusaha dijaga di pembahasan RUU Cipta Kerja .

              "Kami mencari keseimbangan dalam penyusunan RUU ini," katanya. (REK)
















                                                           197
   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203