Page 197 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 AGUSTUS 2020
P. 197

Perwakilan Rakyat sepakat membentuk tim kerja bersama. Tim tersebut akan mengkaji tiap pasal
              dalam kluster ketenagakerjaan RUU Cipta Kerja.


              DPR-BURUH SEPAKAT KAJI RUU CIPTA KERJA

              Mulai 18 Agustus, tim kerja bersama DPR dan perwakilan serikat buruh akan mengkaji detail
              pasal di kluster ketenagakerjaan RUU Cipta Kerja.

              Di tengah masih kuatnya penolakan terhadap konten ataupun terhadap pembahasan Rancangan
              Undang-Undang  Cipta  Kerja    di  masa  reses,  sejumlah  serikat  buruh  dan  pimpinan  Dewan
              Perwakilan Rakyat sepakat membentuk tim kerja bersama. Tim tersebut akan mengkaji tiap pasal
              dalam kluster ketenagakerjaan RUU Cipta Kerja.

              Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan tertutup selama hampir 4 jam antara pimpinan DPR,
              pimpinan  Badan  Legislasi  (Baleg)  DPR,  anggota  Baleg  DPR,  dan  pimpinan  serikat  buruh  di
              Gedung DPR di Jakarta, Selasa (11/8/2020). Pertemuan antara lain dihadiri Wakil Ketua DPR
              Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Panitia Kerja RUU Cipta Kerja  dan Ketua Baleg DPR Supratman Andi
              Agtas, perwakilan anggota Baleg DPR dari fraksi-fraksi, dan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja
              Indonesia (KSPI) Said Iqbal.

              Sehari sebelumnya, kelompok masyarakat sipil menyomasi DPR karena membahas RUU omnibus
              Iaw Cipta Kerja di masa reses. Tindakan ini dinilai menyalahi UU MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU
              MD3).

              Dihubungi seusai pertemuan, Dasco mengatakan, dalam dialog dengan buruh telah disepakati
              pembentukan tim kerja bersama DPR dan serikat buruh untuk membahas pasal per pasal RUU
              Cipta  Kerja  .  "Kami  sepakat  membentuk  tim  kerja  untuk  membahas  bersama-sa-ma,  yakni
              membahas kluster ketenagakerjaan, untuk kita mencari titik temu untuk kemajuan bersama,"
              tuturnya.

              Said Iqbal mengatakan, unsur buruh yang menyepakati pembentukan tim teknis itu antara lain
              Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KS-PSI) pimpinan Andi Gani, KSPSI pimpinan
              Yorrys Rawe-yai, dan Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI). Dia mengklaim
              serikat  buruh  yang  menyepakati  pembuatan  tim  kerja    dengan  DPR  itu  mewakili  75  persen
              anggota serikat buruh di Indonesia.

              Dia mengapresiasi sikap pimpinan DPR dan Baleg yang memberikan kesempatan kepada buruh
              untuk menyampaikan aspirasinya. Tim kerja akan efektif bekerja mulai 18 Agustus 2020. Tim
              beranggotakan 16 orang, terdiri dari pihak buruh dan perwakilan anggota Panja RUU Cipta Kerja
              .

              Substansi UU No 13/2003

              Dalam diskusi-diskusi tim itu, kata Iqbal, pihaknya akan memastikan substansi masukan dari
              buruh tidak akan mengubah isi UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Hal itu juga
              disepakati dalam pertemuan dengan DPR.

              "Titik beratnya tetap memberlakukan UU No 13/2003. Jadi, prinsipnya, apa yang masih ada di
              UU No 13/2003 itu dipertahankan, misalnya soal ketentuan PHK, pensiun, dan hak buruh lainnya.
              Adapun untuk hal-hal yang belum diatur, seperti pekerja digital, termasuk jam kerja, upah, dan
              pekerja  paruh waktu, UMKM, dan sektor informal, bisa diatur dalam omnibus law," papar Iqbal.






                                                           196
   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202