Page 216 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 AGUSTUS 2020
P. 216

Gebrakan yang dibuat tentunya tak bisa dari satu sisi saja. Produksi dan investasi juga dipacu
              lewat pemberian modal kerja produktif bagi UMKM serta korporasi.
              Komponen konsumsi rumah tangga mendapat perhatian cukup besar lantaran porsinya masih di
              atas 50% dari total PDB. Kuartal lalu, konsumsi rumah tangga terkontraksi cukup dalam hingga
              minus 5,5%. Karena itu, perbaikan di sisi konsumsi terus digenjot demi mengatrol pertumbuhan.

              Pemerintah juga menyubsidi gaji para pekerja. Nilainya Rp2,4 juta untuk periode September---
              Desember atau sekitar Rp600.000 per bulan yang dicairkan dua bulan sekali.

              Sri  Mulyani  awalnya  menyebutkan  anggaran  bantuan  gaji  ini  sebesar  Rp31,2  triliun.  Namun
              dalam paparan Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional Budi Gunadi, Jumat (7/8), disebutkan
              totalnya menjadi Rp33,12 triliun. Angka itu untuk menjangkau 13,8 juta pekerja bergaji di bawah
              Rp5 juta.

              Subsidi gaji dilakukan sebab segmen pekerja formal dinilai belum tersentuh bantuan pemerintah.
              Padahal  dalam  kondisi  pandemi  ini,  banyak  pekerja  yang  dirumahkan  atau  mengalami
              pemotongan gaji.

              Di  luar  dua  program  itu,  stimulasi  konsumsi  masyarakat  juga  dilakukan  dengan  menambah
              program  dan  durasi  penerimaan  bantuan  sosial.  Misalnya  berupa  beras  5  kg  bagi  penerima
              Program Keluarga Harapan dengan anggaran Rp4,6 triliun untuk 10 juta orang.

              Banyak  yang  menyambut  positif  aneka  stimulus  konsumsi  ini.  Namun  sejumlah  ekonom
              memperkirakan  efeknya  akan  cenderung  terbatas.  Alasannya,  proporsi  penerima  gaji  ke-13
              hanya berkisar 3% dari total tenaga kerja.

              Apakah  gaji  ke-13,  subsidi  gaji  karyawan,  serta  penambahan  program  bansos  akan  mampu
              membawa pertumbuhan konsumsi kembali ke level positif? Kita nantikan tuahnya.









































                                                           215
   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221