Page 222 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 AGUSTUS 2020
P. 222

Menteri BUMN yang juga menjabat sebagai Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan
              Pemulihan  Ekonomi  Nasional  Erick  Thohir  mengatakan  program  itu  tengah  difinalisasi
              pemerintah. Sedianya program itu akan berjalan mulai September-Desember 2020.

              Sasaran utama program ini adalah tenaga kerja non-pegawai negeri sipil (PNS) dan BUMN alias
              pegawai swasta.

              Nantinya, pemerintah akan memberikan bantuan atau mentransfer dana ke tiap pekerja yang
              masuk kriteria tersebut sebesar Rp600.000 per bulan.

              Syaratnya, pekerja yang akan menerima subsidi gaji itu adalah mereka yang terdaftar aktif di
              BPJS Ketenagakerjaan yang memiliki iuran di bawah Rpl50.000 per bulan.

              "Pelaksanaannya sedang dimatangkan, tapi nantinya konsepnya subsidi akan diberikan tiap dua
              bulan sekali langsung ke rekening pekerja," kata Erick, pekan lalu.
              Dia mengatakan fokus pemerintah adalah menggenjot konsumsi masyarakat agar perekonomian
              nasional dapat terus bergerak.

              Menteri  Tfenaga  Kerja  Ida  Fauziyah  mengatakan  jumlah  calon  menerima  naik  menjadi
              15.725.232 orang dari sebelumnya 13.870.496 orang.

              "Dengan  demikian,  maka  anggaran  bantuan  pemerintah  untuk  subsidi  upah  ini  mengalami
              kenaikan  menjadi  Rp37,7  triliun  dari  semula  Rp33,l  triliun,"  kata  Ida  dalam  konferensi  pers
              virtual, Senin (10/8).

              Ida  menjelaskan  data  penerima  diperoleh  dari  BPJS  Ketenagakerjaan  atau  BP  Jamsostek.
              Pengumpulan data dilakukan hingga 30 Juni 2020.

              "Sehingga hanya peserta yang telah terdaftar dalam batas waktu tersebut, mereka yang berhak
              menerima subsidi upah tersebut," katanya.

              Sekilas, program tersebut terbilang cukup efektif jika diterapkan. Apalagi, jika melihat struktur
              penyusun PDB Indonesia yang didominasi oleh konsumsi rumah tangga.


              Dengan  adanya  stimulus  dalam  bentuk  tunai  tersebut,  masyarakat  dapat  dirangsang  untuk
              membelanjakan  uangnya.  Alhasil,  industri  dalam  negeri  dapat  kembali  bergerak  dan  roda
              ekonomi berputar kembali.

              Namun,  di  balik  niatan  baik  pemerintah  tersebut  terdapat  risiko  yang  mengancam  yakni
              pelaksanaan yang tepat sasaran. Problematika klasik yang selalu menggelayuti Indonesia dalam
              tiap program yang ditujukan ke masyarakat.

              KETEPATAN SASARAN

              Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar mengatakan terdapat risiko program subsidi
              gaji  tersebut  tidak  tepat  sasaran.  Pasalnya,  pemerintah  memberikan  subsidi  gaji  tersebut
              berdasarkan pekerja yang terdaftar dalam BPJS Ketenagakerjaan.

              "Perlu dicatat belum semua pekerja swasta terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan. Jadi ada peluang,
              pekerja swasta yang mengalami pemotongan gaji karena pandemi Covid-19, tidak mendapatkan
              subsidi gaji pemerintah," ujarnya, Senin (10/8).

              Di sisi lain, dia juga melihat ada potensi pekerja yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan dan
              memenuhi  kriteria,  tapi  tidak  mengalami  pemangkasan  gaji  mendapatkan  subsidi  dari
              pemerintah.


                                                           221
   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227