Page 226 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 AGUSTUS 2020
P. 226

Langkah itu ditempuh sebagai salah satu upaya untuk mengakhiri kebuntuan dalam pembahasan
              RUU Ciptaker. Khususnya klaster ketenagakerjaan yang selama ini ramai ditolak kelompok buruh.
              Pembentukan tim kerja disepakati dalam rapat tertutup yang berlangsung tiga jam di Gedung
              Nusantara, kompleks parlemen Senayan, Jakarta, kemarin (11/8). "Ini hasil dialog bersama tadi
              (kemarin, Red)," kata Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad yang memimpin rapat Dijelaskan,
              tim  kerja  yang  melibatkan  serikat  pekerja  dibentuk  khusus  untuk  membahas  klaster
              ketenagakerjaan.  Tim  efektif  bekerja  mulai  18Agus-tus.  "Saya  kira  ini  untuk  mencari  solusi
              bersama," ujar Dasco.

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyampaikan, ada empat
              organisasi buruh yang terlibat dalam timkerja bersama. Selain KSPI, ada Konfederasi Serikat
              Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), dan
              Federasi Serikat Pekerja  Industri (FSPI). Ada 16 orang tokoh buruh yang ikut dalam tim tersebut
              "Kami setuju membentuk tim bersama antara buruh DPR, dan pemerintah untuk membahas
              pasal demi pasal," kata dia.

              Pihaknya mengapresiasi kebijakan DPR yang akhirnya memberi -kan ruang kepada buruh untuk
              ikut membahas RUU itu. Menurut Said, langkah tersebut memberikan harapan agar RUU Ciptaker
              tidak merugikan pekerja. Dalam pembahasan nanti, tim kerja bersama akan fokus pada klaster
              ketenagakerjaan yang selama ini paling menyita perhatian publik.

              Kelompok buruh, ungkap Said, akan berjuang keras agar omnibus law tidak mereduksi Undang-
              Undang (UU) Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Sejumlah isu yang selama ini jadi
              kekhawatiran akan dikaji serius. Misalnya kemudahan mempekerjakan unskill workers (buruh
              kasar) asing, penghapusan upah minimum, penghapusan pesangon, dan persoalan PHK. "Ini
              adalah benteng terakhir untuk memastikan agar aspirasi kaum buruh bisa diserap dengan baik,"
              imbuhnya.

              Terkait  tuntutan  menghapus  klaster  ketenagakerjaan  dari  RUU  Ciptaker,  KSPI  cenderung
              melunak. Said menyatakan siap melalui semua proses pembahasan lebih dulu. "Apakah periu
              dihapus atau tidak, kita akan lihat nanti di akhir," ucap tokoh buruh itu.

              Ketua Baleg DPR Supratman Andi Agtas menambahkan, sejauh ini pihaknya telah menuntaskan
              5.000  daftar  inventarisasi  masalah  (DIM).  Masih  kurangsekitar2.000DIM.  Sisa  yang  belum
              dibahas termasuk di antaranya klaster ketenagakerjaan dan klaster kemudahan perizinan. "Yang
              belum  dibahas  masuk  dalam  substansi  Memang  sengaja  kami  bahas  di  akhitf'  tuturnya
              (mar/c9/fat)


























                                                           225
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231