Page 163 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 163

"Pertama, perpindahan lapangan kerja ke negara lain; kedua, daya saing pencari kerja relatif
              rendah dibanding negara lain. Ketiga, penduduk yang tidak atau belum bekerja akan semakin
              tinggi; keempat, Indonesia terjebak dalam middle income trap," kata Ida dalaMKeterangan resmi
              yang diterima Bisnis.com, Minggu (11/10/2020).

              Belum lagi, sambungnya, terdapat 7,05 juta pengangguran pada 2019 ditambah dengan 3,5 juta
              orang  kehilangan  pekerjaan  akibat  terdampak  pandemi  Covid-19.  Sebelumnya,  Sekretaris
              Jenderal  Organisasi  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (OPSI)  Timboel  Siregar  meminta  pemerintah
              memperketat pengawasan proses implementasi Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).

              Perubahan  yang  dilakukan  terhadap  skema  perjanjian  kerja  waktu  tertentu  di  Pasal  59  dan
              tenaga  alih  daya  (outsourcing)  di  pasal  66  Undang-Undang  Nomor  13  Tahun  2003  tentang
              Ketenagakerjaan  dinilai  mesti  didukung  dengan  pasal  yang  juga  mengatur  khusus  masalah
              pengawasan. Sebagai informasi, Pasal 59 UU Ketenagakerjaan mengatur bahwa perjanjian kerja
              untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat
              atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu paling lama 3 tahun.

              "Di UU Ciptaker, ketentuan-ketentuan waktu tersebut tidak muncul meskipun disebutkan ada
              pekerjaan tertentu. Nah, apakah akan diatur kembali di Peraturan Pemerintah (PP)? Kita kan
              tidak tahu apakah pemerintah masih mengatur bahwa waktu tertentunya maksimal 3 tahun?
              Kemudian perpanjangan masih diperbolehkan hanya sekali?" ujar Timboel kepada Bisnis, Kamis
              (8/10/2020).
              Sementara  itu,  aturan  mengenai  perusahaan  alih  daya  di  Pasal  66  UU  Ketenagakerjaan
              menerangkan bahwa penyedia jasa pekerja hanya untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan
              yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi harus memenuhi sejumlah syarat. Di
              UU Cipta Kerja, perihal tersebut tidak tercantum, sehingga mesti menanti hasil dari pembahasan
              Peraturan Pemerintah yang nanti akan mengatur secara lebih detil mengenai tenaga kerja alih
              daya.

              Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia.





































                                                           162
   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168