Page 165 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 165

negative - Feri Amsari (pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas Padang) MK sudah
              dinaikkan masa jabatannya oleh Jokowi. Bagaimana mungkin mereka akan menjatuhkan putusan
              yang adil?

              neutral - Feri Amsari (pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas Padang) Penyampaian
              Laporan Tahunan Mahkamah Konstitusi Tahun 2019

              negative - Feri Amsari (pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas Padang) Putusan MK
              tak harus jadi undang-undang, tapi undang-undang wajib (direvisi) sesuai putusan tersebut

              neutral - Jokowi (None) Jika masih ada tidak ada kepuasan pada UU Cipta Kerja ini silakan ajukan
              uji materi ke Mahmakah Konstitusi



              Ringkasan

              Pemerintah diminta segera membuka akses untuk publik atas naskah Omnibus Law Undang-
              Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).

              Hal tersebut untuk memenuhi prinsip transparasi, partisipasi, dan akuntabilitas penyelenggaraan
              negara."Ketiadaan akses publik terhadap naskah final UU Cipta Kerja menyebabkan kontroversi
              dan  polarisasi.  Sehingga,  pemerintah  harus  segera  membuka  akses  final  UU  Cipta  Kerja  ke
              masyarakat," kata Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) Herzaky Mahendra Putra
              dalam diskusi daring bertajuk "SOS III: Menimbang Keabsahan Undang-Undang Cipta Kerja?",
              Sabtu (10/10).



              PUBLIK BUTUH AKSES KE UU CIPTAKER

              Pemerintah diminta segera membuka akses untuk publik atas naskah Omnibus Law Undang-
              Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).

              Hal tersebut untuk memenuhi prinsip transparasi, partisipasi, dan akuntabilitas penyelenggaraan
              negara."Ketiadaan akses publik terhadap naskah final UU Cipta Kerja menyebabkan kontroversi
              dan  polarisasi.  Sehingga,  pemerintah  harus  segera  membuka  akses  final  UU  Cipta  Kerja  ke
              masyarakat," kata Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) Herzaky Mahendra Putra
              dalam diskusi daring bertajuk "SOS III: Menimbang Keabsahan Undang-Undang Cipta Kerja?",
              Sabtu (10/10).

              Dia menyampaikan, banyak protes keras dari publik mengenai proses perumusan RUU Cipta
              Kerja  yang  sangat  tertutup.  "Penyusunan  UU  Cipta  Kerja  sangat  minim  partisipasi  publik,
              akademisi, koalisi masyarakat sipil, dan kelompok masyarakat terdampak," ujarnya.

              Dia menambahkan, perumusan ini menjadi preseden buruk terhadap proses pembahasan RUU
              ke  depan.  Apalagi  pengesahan  UU  Ciptaker  menabrak  beberapa  aturan  terkait  pengambilan
              keputusan di DPR.


              Sebagai  lembaga  legislatif,  seharusnya  DPR  menjadi  contoh  dalaMKepatuhan  menjalankan
              peraturan. "Niat baik saja tidak cukup.  Bagaimanapun, tata cara itu penting. Niat baik ada di
              dalam hati, sedangkan kepatuhan pada peraturan, prosedur, dan hukum menjadi preseden dan
              teladan sebagai negara hukum," ujarnya.

              Dalam  diskusi  yang  sama,  Direktur  Yayasan  Lembaga  Bantuan  Hukum  Indonesia  (YLBHI)
              Asfinawati  mengungkapkan,  setidaknya  ada  12  skandal  yang  ditemukan  dalaMKajian  Fraksi
              Rakyat  Indonesia  (FRI)  dalam  pembentukan  UU  Ciptaker.  Asfinawati  menyebut  hal  tersebut
                                                           164
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170