Page 204 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 204

Namun, ternyata tak semua pihak sepakat dengan unjuk rasa tolak  Omnibus Law  UU Cipta
              Kerja  yang didominasi mahasiswa, pelajar, dan  buruh  itu.
              Sejumlah serikat  pekerja  yang dikoordinatori oleh Tri Sasono mengklaim  Omnibus Law  UU
              Cipta Kerja  sama sekali tak merugikan  pekerja  atau  buruh  .



              KEBALIKAN DARI PENDEMO, SERIKAT PEKERJA INI KLAIM UU CIPTA KERJA TIDAK
              RUGIKAN SIAPAPUN
              - Sejumlah wilayah di Indonesia baru saja diguncang  demonstrasi  besar menolak  Omnibus
              Law  Undang-undang (UU) Cipta Kerja.

              Namun, ternyata tak semua pihak sepakat dengan unjuk rasa tolak  Omnibus Law  UU Cipta
              Kerja  yang didominasi mahasiswa, pelajar, dan  buruh  itu.

              Sejumlah serikat  pekerja  yang dikoordinatori oleh Tri Sasono mengklaim  Omnibus Law  UU
              Cipta Kerja  sama sekali tak merugikan  pekerja  atau  buruh  .

              Koordinator  Federasi  Serikat  Pekerja  BUMN  Bersatu,  Gabungan  Serikat  Pekerja  Pelabuhan
              Indonesia,  Federasi  Serikat  Pekerja  Perkebunan  Indonesia,  Koalisi  Nasional  Serikat  Pekerja
              Indonesia, Federasi Serikat Pekerja Mandiri itu mengeluarkan pernyataan tersebut pada akhir
              pekan ini di Jakarta.

              Tri Sasono mengklaim telah membaca setiap pasal dari undang-undang yang belum diketahui
              draf finalnya itu.

              "Kami  telah  membaca  dan  mempelajari  pasal  demi  pasal    UU  Ciptaker    untuk  klaster
              ketenagakerjaaan yang terkait kesejahteraan kaum  pekerja  ," ujar Tri Sasono sebagaimana
              dikutip  Pikiran-Rakyat.com  dari  Warta Ekonomi  .

              Salah  satu  yang  menjadi  sorotan  adalah  soal  kabar  upah  minimum    pekerja    yang  akan
              dihapuskan. Dikatakan Tri Sasono, hal tersebut tidak benar.


              "Peraturan  terkait  upah  minimum    pekerja    dalam    UU  Ciptaker    tidak  dihapuskan,  tetapi
              perhitungan tetap mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi," kata dia.

              "Pendapatan Pekerja yang diterima tidak akan turun sama sekali," imbuh Tri menyimpulkan.

              Kata dia, terkait hak-hak  buruh  yang di PHK untuk mendapatkan pesangon  UU Ciptaker  juga
              tetap mengatur terkait pesangon, yaitu adanya kepastian pembayaran pesangon dan korban
              PHK mendapat tambahan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).

              "Selain itu juga Buruh Korban PHK mendapatkan fasilitas peningkatan kompetensi atau up skilling
              serta diberikan akses ke pekerjaan baru dari pemerintah," imbuhnya.

              Berikutnya, terkait jam kerja bagi  buruh  bahwa dalam  UU Ciptaker  pengaturan mengenai
              waktu kerja mulai dari hari aktif, hari libur, istirahat, hingga hari cuti dalam  UU Ciptaker  masih
              sama seperti UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.

              Begitu  juga  pemberi  kerja  dan  pengusaha  wajib  memberikan  waktu  istirahat  bagi    pekerja
              termasuk untuk beribadah serta memberikan cuti baik untuk melahirkan, menyusui, dan haid
              tetap disesuaikan dengan UU 13/2003.






                                                           203
   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209