Page 233 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 233

3. Retorika  Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance ( Indef),
              Enny Sri Hartati, menilai,  pernyataan  yang disampaikan  Presiden Joko Widodo  mengenai
              omnibus law Cipta Kerja, tak menjawab hal-hal yang dipersoalkan publik.

              Enny Sri Hartati justru melihat,  pernyataan  Jokowi  sebagai retorika.

              Pernyataan  tersebut  kata  Enny  hanya  meredam  publik  lantaran  hingga  saat  ini  belum  ada
              kejelasan mengenai draf  UU Cipta Kerja  yang final dan disahkan.

              Dengan begitu, publik tak bisa memastikan apakah yang disampaikan  Jokowi  hanya klaim
              semata atau bukan.

              "(Pernyataan  Jokowi  ) tidak menjawab persoalan, karena tidak mengacu pada satu hal yang
              sifatnya resmi dan formal," kata Enny kepada Kompas.com, Jumat (9/10/2020).

              "Saya bisa menjawab apakah itu klaim atau tidak ketika publik disuguhkan draf resmi," tuturnya.

              Enny  mengatakan,    UU  Cipta  Kerja    ditentang  banyak  pihak  karena  sejumlah  ketentuan  di
              dalamnya dinilai merugikan pekerja.

              Penilaian itu muncul pascapublik membaca draf  UU Cipta Kerja  yang beredar, yang kemudian
              oleh DPR disebut belum final.

              Oleh karenanya, kata Enny, jika Presiden hendak membantah, seharusnya publik diberikan akses
              seluas-luasnya terhadap draf undang-undang yang final.

              Jika tidak, narasi-narasi seperti kemudahan perusahaan melakukan PHK, meluasnya outsourcing
              dan lainnya, akan terus berkembang.

              "Kalau memang dibantah lalu sekarang yang akan bisa diakses publik secara benar-benar resmi
              dari pemerintah itu yang mana drafnya? Itu aja dulu dijawab, karena sampai hari ini kalau kita
              tanya ke Baleg atau Bamus DPR itu mereka masih merapikan," ujar Enny.

              4.  Ketidakpercayaan  Masyarakat    Lanjut,  Enny  mempertanyakan  bagaimana  bisa  sebuah
              undang-undang disahkan tetapi rumusannya belum final.

              "Bagaimana mungkin undang-undang disahkan kok itu rumusannya belum final, itu lebih ajaib
              lagi. Jadi ini permainan retorika kata-kata menurut saya," kata dia.

              Enny menambahkan, masifnya penolakan publik terhadap  UU Cipta Kerja  menjadi bukti adanya
              ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan DPR.

              Sebab, pemerintah dan DPR kerap kali mengklaim suatu undang-undang dibuat demi tujuan
              penguatan kebaikan, namun nyatanya sebaliknya.
              Hal ini, kata Enny, belum lama terjadi pada revisi UU KPK. "Publik ini kan sudah berkali-kali
              dibohongi," ujar Enny.

              "(Pemerintah dan DPR mengklaim) ini  UU Cipta Kerja  bukan untuk mempermudah PHK kok, ya
              kalau tekstualnya di UU itu berimplikasi kemudahan PHK ya itu yang akan terjadi," ujarnya..










                                                           232
   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238