Page 300 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 300

Faktanya, draf UU Cipta Kerja mengubah sejumlah ketentuan terkait Amdal dalam UU Nomor 32
              Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).
              Dalam  pasal  26  UU  PPLH,  penyusunan  dokumen  Amdal  mesti  melibatkan  masyarakat  dan
              pemerhati lingkungan hidup.

              Namun, ketentuan itu diubah sehingga penyusunan dokumen Amdal dilakukan dengan hanya
              melibatkan masyarakat yang terkena dampak langsung. Dengan begitu, pemerhati lingkungan
              hidup tidak lagi dilibatkan.

              Dalam Pasal 26 UU PPLH, juga ada ketentuan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk
              mengajukan  keberatan  terhadap  dokumen  Amdal.  Tapi  dalam  Omnibus  Law,  ayat  yang
              mengatur ini hilang.

              Kemudian, Pasal 29-31 UU PPLH yang mengatur soal Komisi Penilai Amdal yang juga mencakup
              pakar dan wakil masyarakat serta organisasi lingkungan hidup, dihapus.

              Tugas komisi itu digantikan oleh tim uji kelayakan yang dibentuk oleh Lembaga Uji Kelayakan
              Pemerintah Pusat. Hanya ada tiga unsur yang terlibat yaitu pemerintah pusat, daerah dan ahli
              bersertifikat.

              Presiden Jokowi membantah UU Cipta Kerja mendorong komersialisasi pendidikan.

              Ia menyebut, perizinan pendidikan yang diatur di dalam UU Cipta Kerja hanyalah pendidikan
              formal di kawasan ekonomi khusus (KEK).

              Sedangkan perizinan pendidikan secara umum tidak diatur di dalam UU Cipta Kerja. Termasuk
              perizinan untuk pendidikan di pondok pesantren juga tidak diatur.

              Perizinan di sektor pendidikan yang dimaksud Kepala Negara diketahui diatur dalam Paragraf 12
              Pendidikan dan Kebudayaan, tepatnya Pasal 65 UU Cipta Kerja.

              Pasal  65  ayat  (1)  berbunyi,  "pelaksanaan  perizinan  pada  sektor  pendidikan  dapat  dilakukan
              melalui Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini".


              Dalam UU Cipta Kerja, perizinan berusaha adalah legalitas yang diberikan kepada Pelaku Usaha
              untuk memulai dan menjalankan usaha dan/atau kegiatannya. Definisi itu dimuat dalam Pasal 1.

              Ketentuan  inilah  yang  ramai-ramai  diprotes  pegiat  pendidikan.  Ketua  LP  Ma'arif  NU  Arifin
              menyebut,  ketentuan  itu  sama  saja  memasukkan  pendidikan  dalam  komoditas  yang
              diperdagangkan.

              Sementara, dalam UU Cipta Kerja, tidak ada aturan yang menyebutkan bahwa aturan tersebut
              hanya berlaku bagi pendidikan formal di KEK sebagaimana yang disampaikan Presiden Jokowi.

              Dalam pasal 65 ayat (2) hanya menyebutkan: ketentuan lebih lanjut pelaksanaan perizinan pada
              sektor pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah..















                                                           299
   295   296   297   298   299   300   301   302   303   304   305