Page 298 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 298

Kepala  Negara  pun  memaparkan  sejumlah  hoaks  yang  dimaksudkan  sekaligus  memberikan
              bantahan.
              Kompas.com  kemudian  membandingkan  hoaks  yang  dipaparkan    Presiden  Jokowi    tersebut
              dengan isi draf  UU Cipta Kerja  yang telah disahkan oleh DPR dan pemerintah pada Senin
              (5/10/2020) lalu.

              Berikut rangkumannya:  Presiden Jokowi menegaskan, upah minimum di UU Cipta Kerja masih
              diberlakukan. Ia membantah ada penghapusan upah minimun provinsi (UMP), Upah Minimum
              Kabupaten/Kota (UMK) dan Upah Minimum Sektoral Provinsi.

              Apabila  membandingkan  isi  UU  Cipta  Kerja  dengan  UU  Nomor  13  Tahun  2003  tentang
              Ketenagakerjaan, ada sejumlah aturan yang berubah terkait upah minimum.

              Salah  satunya  adalah  dihapusnya  pasal  89  ayat  1  huruf  (b)  yang  mengatur  upah  minimum
              sektoral. Penghapusan ini tercantum dalam Bab IV Ketenagakerjaan poin 26.

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal menilai dihapusnya upah minimum
              sektoral ini merupakan bentuk ketidakadilan.

              Sebab, sektor bisnis dengan penghasilan yang besar bagi negara akan memberi upah ke pekerja
              mengacu upah minimum regional.

              "Sektor  pertambangan  seperti  Freeport,  Nikel  di  Morowali  dan  lain-lainnya,  nilai  upah
              minimumnya sama dengan perusahan baju atau perusahaan kerupuk," kata Said Iqbal.

              Ketentuan UMP dan UMK tidak hilang, namun mengalami perubahan.

              Perubahan ini diatur dengan penambahan pasal 88 C.

              Dengan  penambahan  pasal  baru  ini,  maka  UMK  bukan  lagi  suatu  kewajiban  yang  harus
              ditetapkan. Gubernur hanya wajib menetapkan UMP.

              Penetapan UMK juga harus memenuhi syarat meliputi pertumbuhan ekonomi daerah dan inflasi
              pada kabupaten/kota yang bersangkutan.

              "Ini makin menegaskan kekhawatiran kami bahwa UMK ini hendak dihilangkan, karena tidak lagi
              menjadi kewajiban untuk ditetapkan," kata Said Iqbal.

              Presiden  Jokowi  juga  membantah  isu  tenaga  kerja  akan  dibayar  berdasarkan  per  jam.  Ia
              menegaskan, skema itu masih menggunakan aturan lama.

              Dalam draf UU Cipta Kerja memang tidak secara spesifik disebutkan soal upah per jam. Namun
              ada penambahan pasal 88 B terhadap  UU Ketenagakerjaan  .
              Pasal 88 B ayat (1) menyebutkan, upah ditetapkan berdasarkan satuan waktu dan atau satuan
              hasil. Lalu dalam pasal 88 B ayat (2) juga dijelaskan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai
              upah satuan hasil dan waktu diatur dalam peraturan pemerintah.

              Said Iqbal menilai, penambahan pasal 88 B itu bisa menjadi dasar pembayaran upah per jam.

              "Di mana upah yang dihitung per jam ini pernah disampaikan oleh Menteri Ketenagakerjaan,
              sebagaimana bisa kita telusuri kembali dari berbagai pemberitaan di media," kata dia.

              https://nasional.kompas.com/read/2020/10/10/07244171/jokowi-bantah-upah-minimum-
              dihitung-per-jam-di-uu-cipta-kerja-bagaimana    Presiden  Jokowi  menegaskan,  UU  Cipta  Kerja
              sama sekali tidak menghapus hak cuti karyawan di perusahaan.

                                                           297
   293   294   295   296   297   298   299   300   301   302   303