Page 310 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 310

PRO KONTRA UU CIPTA KERJA, HOTMAN PARIS LAYANGKAN SARAN UNTUK
              MENAKER DAN DPR
              -  Buntut panjang pengesahan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja Omnibus Law rupanya masih
              terus bergulir.

              Banyaknya pasal-pasal yang diduga menyesatkan makin membuat masyarakat panas dengan
              segala peraturan pemerintah.

              Melihat  adanya  pro  dan  kontra  terhadap  pengesahan  UU  Ciptaker,  akhirnya    Hotman  Paris
              Hutapea yang berprofesi sebagai pengacara angkat bicara.

              Dalam unggahan terbarunya,  Hotman Paris  memberikan saran untuk menteri ketenagajerjaan
              dan juga anggota  DPR  terkait pengesahan UU Ciptaker Omnibus Law.

              Selaku  pengacara  yang  jam  terbangnya  tinggi,    Hotman  Paris    menilai  pasal-pasal  yang
              memberatkan kaum buruh tak lain adalah terkait uang pesangon.

              "Saran kepada ibu menteri tenaga kerja dan  DPR  yang terhormat, terlepas setuju atau tidak
              dengan  Omnibus  Law,"  ujar    Hotman  Paris    Hutapea  seperti  dikutip  dari  akun  Instagram
              @hotmanparisofficial pada Sabtu 10 Oktober 2020.

              "Dalam 36 tahun pengalaman saya sebagai pengacara, masalah yang dihadapi buruh adalah
              dalam menuntut pesangon," sambungnya.

              Menurutnya,  peraturan  perundang-undangan  terkait  pesangon  karyawan  akan  sangat
              memberatkan kaum buruh.

              Bukan tidak mungkin, Hotman yang sudah lama menangani kasus serupa menyebutkan proses
              hukum dalam kasus ini sangat panjang dan membutuhkan dana yang banyak.

              "Karena prosedur hukumnya sangat panjang, sementara dia tidak mampu membayar pengacara,
              yaitu dimulai dengan kalau majikan menolak maka harus melewati dinas pengawas depnaker,"
              jelasnya.


              Meskipun buruh mendapat backup-an dari Departemen Tenaga Kerja Indonesia (Depnaker) hal
              ini disebutnya belum cukup untuk menggugat pimpinan perusahaan.

              "Depnaker tidak punya power hanya berupa syarat, mau tidak mau si buruh harus ke pengadilan,
              dan di pengadilan bisa sampai ke Mahkamah Agung bayangkan," ujar  Hotman Paris  .

              "Honor pengacara berapa? Jadi bisa-bisa honor pengacara jauh lebih besar dari uang pesangon
              itu lah masalah utama yang dihadapi oleh buruh," sambungnya.

              Mengakhiri sarannya,  Hotman Paris  meminta agar pemerintah mempermudah proses hukum
              untuk kaum buruh bila kelak UU Ciptaker disahkan.

              "Sementara  si  buruh  tidak  punya  kemampuan  untuk  acara  di  pengadilan,  jadi  rubah  hukum
              acaranya, persingkat itu kalau mau menolong buruh," pungkasnya.

              ***.









                                                           309
   305   306   307   308   309   310   311   312   313   314   315