Page 316 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 316

dieksekusi.  "Setelah  diadakan  rapat  dengan  Menteri  Keuangan,  Menteri  Keuangan
              menyampaikan kemampuan fiskalnya hanya sampai ke angka itu," kata Firman.
              Kendati kasak-kusuk sudah bermula sejak Selasa, usul perubahan pesangon baru secara resmi
              disampaikan  pada  Sabtu,  3  Oktober,  dalam  rapat  Panja    RUU  Cipta  Kerja    di  gedung  DPR,
              Senayan,  Jakarta.  Di  rentang  waktu  itu  Presiden  Jokowi  disebut  menghubungi  partai-partai
              pendukungnya untuk mendukung usulan pemerintah.

              Seorang anggota Panja mengaku mendapat instruksi dari pimpinan fraksinya untuk mendukung
              usulan pemerintah sejak Kamis, 1 Oktober. Di hari yang sama, dia mengetahui seorang Deputi
              Badan Intelijen Negara juga hadir di Hotel Le Eminance untuk menanyakan kapan pembahasan
              rampung dan mengukur kondisi di lapangan.

              Juru  bicara  BIN  Wawan  Purwanto  membantah  hal  ini.  "Tidak  benar,  kalau  perkembangan
              pembahasan DPR dan BIN selalu ketemu di rapat-rapat. Kalau soal potensi demo, kami sudah
              punya datanya," kata Wawan kepada Tempo.
              Hari  Sabtu  sore,  Ketua  Umum  Partai  Gerindra  Prabowo  Subianto  disebut  turut  memantau
              langsung jalannya pembahasan. Ia disebut mengawasi pembahasan dari ruang Fraksi Gerindra
              di gedung Nusantara I DPR.

              Sufmi Dasco Ahmad tak menampik kehadiran Prabowo, tetapi tujuannya untuk mengecek ruang
              fraksi. "Betul Pak Prabowo datang untuk melihat ruang fraksi yang baru direnovasi," ujar dia.

              Menjelang petang, pemerintah menyampaikan usulan perubahan besaran dan skema pesangon
              di  rapat  Panja.  Sejumlah  anggota  Panja  mempertanyakan  perubahan  tersebut,  tetapi  Ketua
              Panja Supratman Andi Agtas mengetok palu sesuai keinginan pemerintah yaitu 25 kali upah.
              Sebelum pukul 19.00 WIB, Panja menyatakan seluruh klaster di RUU Cipta Kerja sudah rampung
              dibahas.

              Tak  buang  waktu,  pemerintah  dan  DPR  langsung  menjadwalkan  rapat  kerja  pengambilan
              keputusan tingkai I terhadap RUU Cipta Kerja. Sabtu malam pukul 21.00 WIB, Menko Airlangga,
              Menteri Ida, dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly hadir ke DPR. Ketua Badan Legislasi
              Supratman Andi Agas mengatakan rapat kerja digelar malam itu juga lantaran sudah tak ada
              lagi yang dibahas.
              Senin, 5 Oktober, DPR langsung tancap gas menggelar paripurna mengesahkan RUU Cipta Kerja
              menjadi undang-undang, sekaligus menutup masa persidangan IV yang seharusnya berakhir
              sampai  8  Oktober.  Meski  terkesan  tiba-tiba,  rencana  rapat  paripurna  pada  hari  Senin  ini
              sebenarnya sudah terlontar sejak pertemuan pemerintah dan DPR di Hotel Le Eminance Puncak.

              Seorang pimpinan fraksi dari koalisi pemerintah mengatakan kepastian ihwal adanya rapat Badan
              Musyawarah dan paripurna ada sejak Ahad malam, 4 Oktober. Ia mengaku mendapat undangan
              rapat  Bamus  pada  Senin,  5  Oktober,  pukul  11.45  WIB.  Adapun  menurut  anggota  DPR  dari
              Gerindra, Fadli Zon, undangan rapat paripurna untuk anggota Dewan diterima 15 menit sebelum
              sidang dimulai pada pukul 15.00 WIB.

              Kendati sudah diketok, naskah akhir  UU Cipta Kerja  hingga kini belum terang. Firman Soebagyo
              mengatakan naskah masih dirapikan dari kemungkinan adanya salah ketik. Ia mengaku tak ingin
              polemik  umur  di  UU  Komisi  Pemberantasan  Korupsi  terulang.  Menurut  politikus  Golkar  ini,
              pembenahan setelah pengesahan bukan pelanggaran. "Enggak (masalah). Kan hanya bahasa,
              enggak mengubah substansi," kata Firman.

              Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati menilai pembenahan
              naskah final ini bentuk kecacatan lain dari proses pembentukan UU Cipta Kerja. "Ini skandal
              terparah dan terbesar dalam pembentukan UU. Dalam hukum, perubahan titik, koma, dan, atau,
                                                           315
   311   312   313   314   315   316   317   318   319   320   321