Page 349 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 349

Dan  kalau  masih  ada  ketidakpuasan  terhadap  UU  Ciptaker,  Presiden  Jokowi  mempersilakan
              kepada  pihak-pihak  yang  menolak  untuk  mengajukan  uji  materi  atau  judicial  review  melalui
              Mahkamah Konstitusi (MK).

              "Sistem ketatanegaraan kita memang mengatakan seperti itu. Jadi, kalau masih ada yang tidak
              puas dan menolak silakan diajukan uji materi ke MK," tegas Presiden.

              Kuncinya Implementasi

              Di tempat terpisah, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko mengungkapkan, UU Cipta Kerja dapat
              memberikan peluang bagi UMKM untuk berkembang.

              Ia mengatakan, selain kemudahan perizinan, dalam UU Cipta Kerja pemerintah juga memberikan
              dukungan  kepada  UMKM  melalui  pengembangan  klaster,  penyediaan  lahan,  aspek  produksi,
              infrastruktur, pemasaran, digitalisasi, kemitraan, kemudahan fasilitas pembiayaan fiskal, insentif
              pajak, kemudahan impor, hingga jaminan kredit.

              "Dengan berbagai upaya, pemerintah berharap UMKM tidak hanya mampu survive dari Covid
              tapi mampu bangkit menjadi lebih kuat di masa yang akan datang," tuturnya dalam seminar
              "Peran Serta Pengusaha Nahdliyin dalam Revitalisasi Ekonomi Nasional" di Jakarta, Jumat (9/10).
              Moeldoko  mengingatkan,  peranan  UMKM  tidak  bisa  dipandang  sebelah  mata  dalam
              perekonomian, karena berkontribusi 60% terhadap produk domestik bruto (PDB) dan menyerap
              97% tenaga kerja.

              Oleh  karena  itu,  untuk  mengurangi  beban  bagi  pelaku  UMKM,  dalam  program  pemulihan
              ekonomi nasional (PEN), pemerintah hadir dengan mengalokasikan anggaran Rp 123,46 triliun.
              Di antaranya untuk program penempatan dana, subsidi bunga, PPh Final, dan program lainnya.
              Hal ini sebagai bentuk dorongan bagi UMKM agar roda perekonomian dapat terus bergerak.
              Sementara  itu,  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  mengharapkan  agar  implementasi
              Undang-Undang Cipta Kerja bisa dilaksanakan dengan baik. Untuk itu, regulasi turunan dari UU
              Cipta Kerja, yaitu peraturan pemerintah (PP) harus bisa mengakomodasi kepentingan seluruh
              pihak.  "Pemerintah  jangan  lagi  nanti  kemudian  berbalik  dari  yang  semangatnya
              menyederhanakan  malah  menambah  aturan.  Misalnya  kriteria  untuk  UMKM,  nanti  dalam  PP
              tolong disederhanakan," ucap Ketua Bidang Kebijakan Publik Apindo Sutrisno Iwantono dalam
              acara Hot Economy yang ditayangkan di Berita Satu TV, Jumat (9/10).

              Ia  mengatakan,  kehadiran  UU  Cipta  Kerja  diharapkan  meningkatkan  daya  saing  ekonomi
              Indonesia.  Apalagi  saat  ini  Indonesia  sedang  mengalami  kondisi  oversupply  tenaga  kerja.
              Sedangkan lapangan kerja yang ada belum memadai. Hal ini tercermin pada tingginya jumlah
              industri  padat  modal,  karena  investor  cenderung  memilih  sumber  daya  yang  lebih  efisien.
              "Karena faktor tenaga kerja ini menjadi lebih mahal tetapi produktivitasnya tidak berkembang
              selama  10  tahun  ini.  Produktivitas  relatif  datar  kurvanya,  tetapi  indeks  upahnya  mengalami
              kenaikan yang tinggi," ucapnya. Iwantono menilai masih ada kerumitan syarat pendirian UMKM
              dalam UU Cipta Kerja. Bila aturan sebelumnya hanya melaporkan omzet, dalam UU Cipta Kerja
              ini harus ada sejumlah komponen yang dipenuhi, misalnya ramah lingkungan, investasi, aset,
              dan omzet.

              (ark/hg)










                                                           348
   344   345   346   347   348   349   350   351   352   353   354