Page 573 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 573

Ia membuat surat itu setelah terjadi demonstrasi besar-besaran yang diikuti ribuan mahasiswa
              dan pelajar selama dua hari berturut-turut.
              "Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyampaikan aspirasi
              dari  serikat  pekerja  yang  menyatakan  menolak  disahkannya  Undang-Undang  Cipta  Kerja."
              Demikian surat yang dikeluarkan Irwan Prayitno tertanggal 8 Oktober yang ditujukan kepada
              Ketua DPR RI, dikutip Jumat (9/10).

              Dikonfirmasi  terpisah,  Kepala  Dinas  Komunikasi  dan  Informatika  Sumbar,  Jasman  Rizal
              mengatakan Irwan mengalamatkan surat tersebut kepada DPR karena Omnibus Law Cipta Kerja
              disahkan anggota dewan. Menurutnya, tak ada urusan dengan presiden lantaran orang nomor
              satu di Indonesia itu pelaksana undang-undang.

              "Yang membuat undang-undang kan DPR. Jadi, surat gubernur itu ditujukan kepada DPR, bukan
              kepada yang lain. Apa urusannya dengan presiden?" kata Jasman kepada  CNNIndonesia.com  ,
              Jumat (9/10).
              Sementara itu, Pengamat Hukum Tata Negara, Feri Amsari berpendapat Irwan seharusnya juga
              menyurati presiden untuk menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang untuk
              membatalkan UU Cipta Kerja. Menurutnya, menerbitkan perppu merupakan cara paling cepat
              untuk mengganti sebuah UU.
              "Bisa juga gubernur menyurati DPR karena DPR bisa membuat undang-undang untuk mengganti
              UU Ciptaker itu. Namun, itu butuh waktu lama. Yang paling cepat memang menerbitkan perpu.
              Karena itu, seharusnya gubernur juga menyurati presiden," ujarnya.

              Sebelumnya, koordinator lapangan massa aksi mahasiswa, Ahmad Syarif mengatakan pihaknya
              meminta DPRD Sumbar menyatakan penolakan terhadap UU Cipta Kerja dan menyampaikan
              kepada presiden untuk tak menandatangani undang-undang tersebut.

              Syarif juga meminta meminta Jokowi menerbitkan perppu untuk membatalkan UU Cipta Kerja
              tersebut.

              Sebelumnya, gelombang penolakan UU Cipta Kerja terjadi di sejumlah daerah. Mulai dari Medan,
              Palembang, Tangerang, Jakarta, Bekasi, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Makassar,
              Kendari, hingga Maluku.

              Beberapa kepala daerah, seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur DKI Jakarta Anies
              Baswedan, dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X
              menemui massa aksi. Secara terbuka, Ridwan Kamil meminta Presiden Jokowi mengeluarkan
              perppu Cipta Kerja.

              (adb/fra).



















                                                           572
   568   569   570   571   572   573   574   575   576   577   578