Page 569 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 569

KHOFIFAH BERSURAT KE JOKOWI MINTA OMNIBUS LAW DITANGGUHKAN

              Gubernur Jawa Timur  Khofifah Indar Parawansa  bersurat ke Presiden Joko Widodo meminta
              agar memenuhi tuntutan buruh. Yakni agar  UU Cipta Kerja  atau Omnibus Law ditangguhkan.
              Khofifah  menegaskan,  pengiriman  surat  kepada  Jokowi  tersebut sebagai  bentuk  pemenuhan
              tuntutan buruh yang menggelar aksi menolak Omnibus Law di Jawa Timur pada Kamis (9/10).

              "Aspirasi  mereka  yang  meminta  Gubernur  untuk  berkirim  surat  resmi  kepada  Presiden  Joko
              Widodo langsung saya penuhi. Hari ini surat dikirim melalui Mendagri," kata Khofifah usai ziarah
              ke makam Gubernur Jawa Timur pertama RMT Aryo Suryo di Magetan, Jumat (9/10).

              Khofifah  menegaskan,  surat  yang  ditujukan  kepada  Presiden  Joko  Widodo  tersebut  berisi
              permohonan  penangguhan  pemberlakuan  Undang-Undang  Omnibus  Law  yang  telah
              memperoleh persetujuan bersama antara Pemerintah dan DPR RI. Selain itu, lanjut Khofifah,
              Pemprov  Jatim  juga  akan  memfasilitasi  perwakilan  buruh  untuk  berangkat  ke  Jakarta  guna
              beraudiensi dan dialog langsung dengan Menkopolhukam Mahfud MD dalam waktu dekat.
              "Mereka minta untuk beraudiensi dan dialog dengan Pak Menkopolhukam, Mahfud MD. Kami
              akan fasilitasi transportasi mereka ke Jakarta dan telah mengomunikasikan ke Pak Mahfud untuk
              menerima perwakilan buruh atau pekerja asal Jatim awal pekan depan. Alhamdulillah sudah
              terjadwal," ujarnya.
              Terkait  aksi  pengrusakan  yang  dilakukan  massa  di  area  Gedung  Negara  Grahadi,  Khofifah
              mengungkapkan penyesalannya. Menurutnya, dalam proses demokrasi semua aspirasi secara
              terbuka  diberi  ruang  untuk  diakselerasikan.  Tetapi  hindari  pengrusakan  fasum  dan  fasos
              termasuk  hindari  anarkisme.  "Yang  terjadi  kemarin,  semoga  tidak  terjadi  lagi  di  lain  waktu,
              mengingat fasilitas umum yang dirusak ini dibangun dengan uang rakyat," kata dia.

              Selain itu, kata Khofifah, yang lebih miris lagi, tidak sedikit anak kecil dan pelajar yang ikut serta
              dalam aksi pengrusakan tersebut. Khofifah yakin anak-anak tersebut tidak paham dan tidak tahu
              apa  itu  UU  Cipta  Kerja  hingga  detail  per  pasal  yang  dipersoalkan.  "Kalau  tujuannya  untuk
              menyampaikan aspirasi, unek-unek, dan tuntutan saya yakin aksi pengrusakan itu tidak akan
              terjadi," ujarnya.

              Khofifah  mempercayakan  kepada  Polda  Jatim  untuk  melakukan  pengusutan  melalui  proses
              penegakan hukum secara tuntas. Mulai dari dalang, provokator sampai dengan pelaku di balik
              aksi  anarkisme  yang  terjadi  di  depan  Gedung  Negara  Grahadi.  Terlebih  lagi  aksi  tersebut
              dilakukan di tengah pandemi Covid-19.



























                                                           568
   564   565   566   567   568   569   570   571   572   573   574