Page 595 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 595

Maka, dia meminta pada kalangan buruh agar membatalkan rencana mogok kerja nasional yang
              rencananya akan digelar 6-8 Oktober. Sebaiknya, Shinta melanjutkan, buruh membuka keran
              dialog, baik kepada pengusaha, pemerintah maupun DPR. Karena, selain aturan perundang-
              undangan yang melarang, kondisi pandemi saat ini membuat demonstrasi dan mogok nasional
              menjadi tidak beralasan. "Kalau mereka punya pendapat atau sebagai-nya, disampaikan dengan
              jalur berbeda aja. Kenapa harus mogok? Aturan main, perundangan, dan dengan adanya Covid,
              ini saya rasa tidak diperbolehkan," Shinta menjelaskan.

              Di sisi lain, Menteri Tenaga Kerja, Ida Fauziah, juga menyoroti rencana aksi mogok kerja buruh.
              Menurut Ida, padajumal, 2 Oktober lalu, dia sudah bertemu dengan kelompok buruh.

              Agendanya  adalah  penyampaian  progres  pembahasan  RUU  Ciptaker,  utamanya  klaster
              ketenagakerjaan. "Update ini kami sampaikan untuk menghindarkan kesimpangsiuran informasi
              dan  memberi  keyakian  kepada  mereka  bahwa  hasil  masukan  dari  Tripartit  Nasional  benar
              menjadi acuan pembahasan dengan DPR," kata Ida kepada Ryan Puspa Bangsa dari Gatra pada
              Senin, 5 Oktober lalu.

              Ida menjelaskan, pembahasan klaster ketenagakerjaan sebenarnya dilakukan pemerintah dalam
              forum  tripartit.  Artinya,  tiap  perwakilan  yang  berkepentingan  di  dalamnya  turut  serta  dalam
              forum  tersebut.  "Hasil  dari  tripatit  nasional  inilah  pemerintah  memperbaiki  draf  awal  RUU
              omnihislaw. Dan alhamdulillah DPR merespons dengan baik aspirasi tersebut. Rapat Panja di
              DPR juga dilakukan secara terbuka," ia menjelaskan.
              Alaka, Ida kecewa jika buruh tetap ngotot untuk melangsungkan demo mogok kerja nasional.
              Karena, aspirasi buruh sudah diakomodasi pemerintah dan menjadi bagian dalam pembahasan
              ini. "Ketika aspirasi telah diakomodasi maka sesungguhnya kehilangan relevansi melakukan aksi,
              apalagi dalam kondisi pandemi seperti ini di mana kita harus menekan penyebaran Covid-19,"
              ucapnya.

              Tapi Said Iqbal tetap pada pendiriannya. Unjuk rasa serempak di seluruh Indonesia akan tetap
              dilaksanakan meski sempat beredar surat
              palsu yangmembatalkan aksi tersebut. Menurut Said, aksi ini berada di lingkungan pabrik dan
              menggunakan  dasar  hukum  UU  Nomor  9  tahun  1998  tentang  Kemerdekaan  Menyampaikan
              Pendapat. "Jadi bukan undang-undang mogok kerja yang dibilang Apindo dan Kadin. Buruh akan
              setop produksi untuk berada di luar proses produksi," ujar Said.
              Apindo serta Kamar Dagang dan Industri, kata Said, tidak memiliki hak untuk menghalangi aksi
              buruh. Karena itu sudah terjamin dalam UU yang saat ini masih berlaku secara konstitusional.
              "Itu namanya campur tangan terhadap hak serikat pekerja yang sudah diatur di dalam undang-
              undang," cetus Said.

              Aditya Kirana

              PERBEDAAN OMNIBUS LAW DENGAN UU TENAGA KERJA

              UPAH MINIMUN

              Menggunakan Upah Minimum Provinsi (UMP)

              Upah Minimum Provinsi atau Kabupaten/Kota (UMK)

              WAKTU KERJA LEMBUR

              Maksimal 4 jam/hari dan18jam/minggu

              3 jam/hari dan14jam/minggu
                                                           594
   590   591   592   593   594   595   596   597   598   599   600