Page 203 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 203
Dia menyadari bahwa langkah Pemerintah terkait UU Cipta Kerja memang memunculkan risiko
dan perdebatan. Tetapi dia menekankan, seorang pemimpin harus berani mengambil risiko,
seperti yang dilakukan Presiden Jokowi.
Moeldoko menyampaikan sesungguhnya Presiden sedang mengambil sikap terhadap perubahan.
Dia menegaskan saat ini diperlukan seorang pemimpin yang mampu menyiasati tantangan
dengan pendekatan antisipasi dan pendekatan inovasi. "UU Cipta Kerja ini merupakan salah satu
pendekatan inovasi sosial yang mendesak perlu dilakukan Presiden," ujarnya.
Dia menekankan bonus demografi Indonesia ke depan luar biasa, sementara 80 persen angkatan
kerja tingkat pendidikannya masih rendah. Setiap tahun, kata dia, ada penambahan 2,9 juta
angkatan kerja baru, dan pandemi ikut memperumit hingga menimbulkan banyak PHK dan juga
pekerja yang dirumahkan.
Oleh karena itu pemerintah memikirkan bagaimana masyarakat yang terkena PHK harus
mendapatkan pekerjaan. Untuk itu pemerintah perlu menyederhanakan dan melakukan
sinkronisasi berbagai regulasi yang menghambat penciptaan lapangan kerja.
Selain itu, kata dia, Undang-Undang Cipta Kerja diarahkan untuk menghadapi kompetisi global.
Selama ini, Moeldoko menambahkan, masyarakat sering mengeluhkan pelayanan birokrasi yang
lamban, berbelit, menyebalkan, serta banyaknya regulasi yang tumpang-tindih. Hal ini turut
membuat tidak adanya kepastian bagi siapa pun, termasuk investor.
Dia menyatakan peringkat kompetitif Indonesia ada di bawah Malaysia dan Thailand. Menurut
Moeldoko, Presiden malu melihat kondisi ini, dan Presiden menginginkan Indonesia bisa maju
dalam kompetisi global.
(Ant)-d
202