Page 228 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 228
Ringkasan
Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) melakukan penggerebekan di tempat
penampungan calon pekerja migran Indonesia (CPMI), yang dianggap tidak memiliki izin atau
ilegal di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Sabtu (17/10/2020) malam.
Dari pantauan Okezone, penggerebekan ini mulai berlangsung sekitar pukul 20.50 WIB. Dalam
penggerebekan tersebut, petugas BP2MI meninjau dan mendata sejumlah CPMI yang berada di
tempat penampungan ilegal itu.
3 TEMPAT PENAMPUNGAN PEKERJA MIGRAN ILEGAL DI CIREBON DIGEREBEK
Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) melakukan penggerebekan di tempat
penampungan calon pekerja migran Indonesia (CPMI), yang dianggap tidak memiliki izin atau
ilegal di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Sabtu (17/10/2020) malam.
Dari pantauan Okezone, penggerebekan ini mulai berlangsung sekitar pukul 20.50 WIB. Dalam
penggerebekan tersebut, petugas BP2MI meninjau dan mendata sejumlah CPMI yang berada di
tempat penampungan ilegal itu.
Menurut Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, ada tiga lokasi yang menjadi tempat penampungan
CPMI di Kabupaten Cirebon. Ia memastikan tempat penampungan tersebut terbukti ilegal.
Sebab, kata dia, tidak boleh ada perseorangan yang melakukan atau menyediakan tempat untuk
menampung CPMI, selain badan pelatihan kerja luar negeri.
Benny menyampaikan, ditemukan sebanyak 25 orang CPMI yang ada di tiga lokasi penampungan
ilegal ini. Para CMPI ini dijanjikan oleh pihak sponsor akan diberangkatkan untuk bekerja ke
sejumlah negara seperti Polandia dan Taiwan.
"Malam ini BP2MI turun untuk memastikan laporan yang kami terima, bahwa telah terjadi
penampungan orang WNI. Mereka bisa disebut CPMI, yang dijanjikan akan diberangkatkan ke
Polandia dan Taiwan. Mereka berjumlah 25 orang," kata Benny kepada wartawan, Sabtu
(17/10/2020) malam.
Benny melanjutkan, dari 25 orang CPMI ini, ada beberapa orang yang sudah mendiami tempat
penampungan ilegal selama dua bulan dan satu tahun lebih. Sebelum diberangkatkan, sambung
Benny, mereka sudah menyetor uang sekitar Rp45 juta sampai Rp52 juta kepada pihak sponsor.
"Mereka rata-rata diminta uang Rp42 juta sampai Rp52 juta. Ini posisinya mereka masih dalam
tempat penampungan ilegal. Kami khawatirkan ada permintaan-permintaan lain ketika mereka
sudah di negara penempatan," ujarnya.
Benny menilai, tindakan yang dilakukan oleh pihak sponsor ini sudah menyalahi aturan. Mereka
sengaja mengambil keuntungan dengan cara meminta sejumlah uang dari CPMI.
"Kami prihatin, tempat penampungan yang katakan ilegal, kondisinya tidak layak dan kotor,
berbau. Intinya adalah kami ingin membuktikan, ada upaya-upaya pengiriman CPMI ke negara
tempat penempatan, selalu ada pihak-pihak yang ingin mempermudah proses. Kemudian
227