Page 233 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 233

Tak hanya di Jakarta, aksi demo juga berlangsung di berbagai daerah. Demo penolakan tersebut
              dipicu  kekhawatiran  UU  yang  dinilai  akan  merugikan  masyarakat.  Terkait  demo  penolakan
              tersebut, sejumlah pihak termasuk Presiden Joko Widodo mengimbau agar masyarakat yang
              merasa tidak setuju bisa melakukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK). Bagaimana peluang
              UU tersebut di MK? Pakar Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Dr Sunny Ummul Firdaus
              SH MH mengatakan UU Omnimbus Law Cipta Kerja terbuka peluang untuk diuji formal maupun
              material ke Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu harapan yang
              dapat  di  tempuh  oleh  masyarakat  dalam  memperoleh  perlindungan  terkait  kerugian
              konstitusional  yang  di  deritanya.  ''Hal  penting  yang  mesti  dilakukan  oleh  pemohon  adalah
              ketepatan pemilihan batu uji untuk di jadikan argumentasi dalam menguraikan bahwa ketentuan
              yang  di  maksud  dalam  UU  Omnibus  Law  Cipta  Kerja  telah  melanggar  kontitusi  sehingga
              mengakibatkan kerugian konstitusional,'' jelasnya.

              Langkah normatif lain terkait dengan UU Omibus Law Cipta Kerja yang dianggap merugikan
              masyarakat dapat dicabut dengan perpu. Namun hal yang mesti dijadikan catatan adalah syarat
              perpu harus ada sebuah peristiwa yang dapat dikategorikan memenuhi kriteria ''kegentingan
              yang memaksa'' sebagaimana yang telah ditafsirkan oleh MK dalam Putusan Nomor 138/PUU-
              VII/2009. Langkah lain, lanjut Sunny, yang bisa di tempuh oleh masyarakat dalam menjaga
              konstitusionalitas UU Omnibus Law Cipta Kerja adalah dengan mengawal keluarnya peraturan
              pemerintah  dan  peraturan  perundang-undangan  di  bawah  UU  sebagai  pelaksana  dari  UU
              Omnibus Law Cipta Kerja.

              Sebab bagaimanapun substansinya, tanpa peraturan pelaksaaan UU Omnibus Law Cipta Kerja
              tidak bisa di operasionalkan. Sedangkan dosen Ilmu Hukum Unissula Prof Dr Anis Masdurohatun
              mengakui cukup terkejut dengan disetujuinya UU Cipta Kerja 2020 di tengah situasi pandemi.
              Menurutnya keputusan tersebut dinilai kurang tepat diambil di tengah suasana masyarakat yang
              sedang mengalami beban berat. Kendati demikian dirinya juga tetap meminta hal ini tidak boleh
              memunculkan  celah  yang  bisa  membuat  perpecahan  di  tengah  bangsa  ini.  Sikap  tidak
              sependapat dengan kebijakan pemerintah boleh saja ditunjukkan, tetapi, kata dia, harus berada
              dalam koridor aturan hukum yang berlaku.

              Dia pun meminta semua pihak menjauhi perilaku anarkis yang bisa membuat kerugian di tengah
              masyarakat.  Menurutnya,  jika  merasa  undangundang  ini  dianggap  tidak  memenuhi  aspirasi
              rakyat hal paling elegan yang dapat ditempuh adalah membawanya ke mahkamah konstitusi.
              Atau  jika  memungkinkan  mendesak  Presiden  Joko  Widodo  untuk  menerbitkan  peraturan
              pemerintah pengganti undang-undang (perpu). Berbagai hal ini merupakan saluran yang bisa
              dipakai dalam menjawab banyak pertanyaan dalam pengesahan UUCK. Di sisi lain dirinya melihat
              jika undang-undang sudah disahkan maka tidak bisa lagi ditunda kecuali harus diberlakukan
              sebagai hukum positif ditengah publik.


              Beralasan Jelas Sedangkan Dekan Fakultas Hukum Universitas Widya Mataram Yogyakarta, Kelik
              Endro  Suryono  mengungkapkan  jucidial  review  ke  MK  harus  mempunyai  alasan  yang  jelas.
              ''Alasan jelas itu yakni tidak bertentangan dengan UUD 1945. Selama tidak bertentangan dengan
              UUD 1945, MK pasti akan menolaknya. Saya sendiri menilai sejauh pengamatan tidak ada yang
              bertentangan dengan UUD 1945,'' tandas Kelik Ia mengatakan UU Cipta Kerja dari aspek yuridis
              tidak mempunyai masalah. Pemerintah, menurutnya, tidak akan pernah membatalkan karena itu
              memang kewenangannya. Melihat pernyataan Presiden Jokowi dan para menteri, ia yakin tidak
              akan ada penundaan UU tersebut. Dosen Fakultas Hukum Monash University, Nadirsyah Hosen
                                                           232
   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238