Page 410 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 410

DUKUNG OMNIBUS LAW, BANK DUNIA INGATKAN ATURAN PELAKSANA HARUS
              KUAT
              Bank  Dunia  mengingatkan  bahwa  penerapan  yang  konsisten  menjadi  penting  dalam
              pemberlakuan  Undang-undang  Cipta  Kerja  alias  Omnibus  Law.  Di  samping  itu,  lembaga
              keuangan internasional itu juga menyebut beleid sapu jagad tersebut membutuhkan peraturan
              pelaksanaan yang kuat.

              "Untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," dinukil dari laman
              resmi Bank Dunia, worldbank.org, Jumat, 16 Oktober 2020. Di samping itu pelaksanaan beleid
              itu juga membutuhkan upaya bersama dari pemerintah dan pemangku kepentingan lain.

              Secara umum, Bank Dunia melihat Omnibus Law sebagai upaya reformasi besar-besaran untuk
              menjadikan  Indonesia  lebih  berdaya  saing  dan  mendukung  aspirasi  jangka  panjang  bangsa
              untuk menjadi masyarakat yang sejahtera.

              "Ini dapat mendukung pemulihan ekonomi yang tangguh dan pertumbuhan jangka panjang di
              Indonesia," tulis Bank Dunia.

              Menurut Bank Dunia, penghapusan pembatasan yang berat pada investasi menandakan bahwa
              Indonesia  terbuka  untuk  bisnis.  Sehingga,  beleid  tersebut  dinilai  dapat  membantu  menarik
              investor, menciptakan lapangan kerja dan membantu Indonesia memerangi kemiskinan.

              "Bank Dunia berkomitmen untuk bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam reformasi
              ini, menuju pemulihan ekonomi dan masa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat Indonesia,"
              tulis Bank Dunia.

              Di dalam negeri, Undang-undang Cipta Kerja masih sarat penolakan. Penolakan tersebut salah
              satunya muncul dari kalangan buruh. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said
              Iqbal menegaskan tidak akan terlibat dalam pembahasan aturan turunan UU Cipta Kerja.

              Dia menyampaikan ke depan aksi penolakan omnibus law oleh buruh akan semakin membesar
              dan  bergelombang.  "Buruh  menolak  omnibus  law  UU  Cipta  Kerja.  Dengan  demikian  tidak
              mungkin buruh menerima peraturan turunannya. Apalagi terlibat membahasnya," kata Said Iqbal
              dalam keterangan tertulis, Kamis, 15 Oktober 2020.

              Ke depannya, ada empat langkah yang akan dilakukan buruh dalam menolak UU Cipta Kerja.
              Pertama, akan mempersiapkan aksi lanjutan secara terukur terarah dan konstitusional, baik di
              daerah maupun aksi secara nasional.

              Kedua, mempersiapkan ke Mahkamah Konstitusi untuk uji formil dan uji materiil. Ketiga, meminta
              legislatif review ke DPR dan eksekutif review ke pemerintah. Keempat, melakukan sosialisasi
              atau kampanye tentang isi dan alasan penolakan omnibus lawUU Cipta Kerjakhususnya klaster
              ketenagakerjaan olehburuh.


















                                                           409
   405   406   407   408   409   410   411   412   413   414   415