Page 198 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 OKTOBER 2020
P. 198

"Kami menolak omnibus law bukan karena tidak mau diajak bahagia. Justru karena kami sadar,
              ada beberapa hak buruh yang dikurangi dengan keberadaan UU Cipta Kerja ," kata dia saat
              dihubungi Tribunnews.com, Senin (18/10/2020).

              "Seandainya omnibus law murni membuka lapangan kerja dan secara bersamaan memberikan
              perlindungan  bahkan  meningkatkan  kesejahteraan  buruh,  tentu  kami  akan  sangat  bahagia,"
              sambung dia.

              Ia menuturkan, dalam UU Cipta Kerja terdapat aturan yang merugikan buruh seperti pesangon
              buruh, lalu UMK, maupun terkait status karyawan kontrak.

              "Bagaimana  kami  mau  bahagia  kalau  Upah  Minimum  Sektoral  Kabupaten  dan  Provinsi
              (UMSK/UMSP) dihilangkan, serta UMK ada persyaratan. Belum lagi outsourcing bebas di semua
              jenis  pekerjaan  dan  karyawan  kontrak  tidak  ada  batasan  waktu  dalam  UU  Cipta  Kerja,"
              ungkapnya.

              KSPI meragukan klaim pemerintah yang menyebut bahwa UU Cipta Kerja dapat memperluas
              lapangan kerja .

              "Lapangan kerja besar-besaran belum tentu tercipta, tapi hak-hak buruh sudah hampir pasti
              tereduksi. Bagaimana kami bisa bahagia dengan semua ini?," jelas Kahar.

              Positif Covid-19, Paling Banyak di Jakarta Klaim Pemerintah

              Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memastikan, bahwa Omnibus Law Undang-
              Undang  Cipta  Kerja  merupakan  upaya  pemerintah  agar  Indonesia  terus  mengikuti  kompetisi
              global.

              Menurut Moeldoko, UU Cipta Kerja akan mengubah wajah rakyat Indonesia menjadi bahagia
              karena memiliki harga diri dan bermartabat, terutama terkait daya saing, karier hingga masa
              depan.

              "Wajah baru Indonesia adalah wajah rakyat. Wajah bahagia di mana kita punya harga diri, punya
              martabat. Rakyat yang mempunyai daya saing, punya peluang dan karier, serta punya masa
              depan. Mau diajak bahagia saja kok susah amat," kata Moeldoko, Sabtu (17/10/2020).

              Tanggapan  Lembaga  Internasional  Kementerian  Keuangan  menyatakan,  sejumlah  lembaga
              keuangan internasional memberi tanggapan positif terhadap lahirnya Undang-undang (UU) Cipta
              Kerja.

              Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, lembaga-lembaga dunia itu menyebut UU Cipta Kerja
              sebagai harapan baru untuk ekonomi Indonesia.

              "Mereka melihat suatu harapan yang positif bagi Indonesia untuk terus pulih dan memperkuat
              ekonominya  secara  berkelanjutan.  Tanpa  hanya  mengandalkan  pada  kebijakan  fiskal  dan
              dukungan dari moneter," ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (19/10/2020).
              Sri Mulyani mencontohkan, lembaga keuangan Moody's melihat UU ini positif dapat menarik
              investasi untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

              "Ini akan bisa berdampak positif terhadap konsolidasi fiskal kita dan juga tentu saja mereka
              mengharapkan  untuk  masalah  lingkungan  hidup  dan  relaksasi  standarnya  memerlukan
              perhatian," katanya.

              Kemudian, Fitch menyampaikan bahwa UU ini berdampak positif terhadap reformasi iklim usaha
              dan  implementasi  dari  UU  tersebut  akan  menentukan  dampak  dari  potensi  pertumbuhan
              ekonomi Indonesia jangka panjang dan akan diharapkan membawa perubahan nyata.
                                                           197
   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203