Page 234 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 OKTOBER 2020
P. 234

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menegaskan kalau penetapan UMP tetap mengacu
              pada Peraturan Pemerintah nomor 78 tahun 2015 tentang Pengupahan.
              Namun lantaran adanya kontraksi ekonomi di masa pendemi Covid-19, pemerintah dirasa perlu
              membuat kebijakan yang meringankan dunia usaha. Ini karena, penetapan upah minimum saat
              ini dirasa sulit dilakukan dengan formula saat kondisi normal.

              Sebagai  informasi,  dalam  PP  78  Tahun  2019,  perhitungan  penetapan  UMP  juga  dilakukan
              peninjauan Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

              "Akibat  dari  pandemi  covid-19  ini,  pee  kita  minus,  saya  kira  tidak  memungkinkan  bagi  kita
              menetapkan secara normal sebagaimana peraturan pemerintah maupun sebagaimana peraturan
              perundangan-undangan," jelas Ida.

              Ia menyampaikan, formula penetapan UMP setelah terbitnya UU Cipta Kerja akan diatur lebih
              lanjut dalam aturan turunan. Soal UMP yang sama dengan tahun ini juga sifatnya masih bersifat
              usulan.

              "Kami sudah melaporkan kepada pak presiden, pembahas peraturan pemerintah ini, kami akan
              menyertakan stakeholder ketenagakerjaan, dalam hal ini serikat pekerja dan serikat buruh dan
              teman-teman pengusaha yang diwakili Apindo, Kadin dalam forum tripartit nasional," jelas Ida.

              Sementara itu, para pengusaha sepakat dengan rekomendasi Dewan Pengupahan Nasional yang
              mengusulkan agar upah minimum provinsi (UMP) 2021 sama seperti tahun 2020.
              "Ya  betul  kami  setuju  (dengan  rekomendasi  Dewan  Pengupahan),"  ujar  Wakil  Ketua  Umum
              Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Shinta Kamdani.

              Menurut Shinta, hal tersebut mempertimbangkan kondisi perusahaan yang mengalami kesulitan
              dari sisi arus kas akibat pandemi Covid-19. Akibatnya, pengusaha pun mengalami kesulitan untuk
              bisa mempertahankan usahanya.

              "Malah  ada  banyak  sektor  yang  sudah  merumahkan  karyawannya.  Sementara  pemulihan
              ekonomi butuh waktu dan kondisi pengetatan PSBB tentunya tidak membantu," lanjut Shinta.

              Shinta tak menampik bila nantinya formula penghitungan UMP tahun 2021 mengikuti Peraturan
              Pemerintah Nomor 78 tahun 2015 tentang pengupahan, maka pengusaha akan kesulitan untuk
              membayar upah tersebut.





























                                                           233
   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239