Page 34 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 OKTOBER 2020
P. 34

kembali,  Jokowi  membuat  sejumlah  kebijakan  yang  mengundang  gelombang  aksi  massa.
              Misalnya, UU KPK yang menuai aksi unjuk rasa masif pada September 2019.
              Hingga yang terbaru, Jokowi bersama DPR mengesahkan Omnibus Law Cipta Kerja pada Oktober
              2020.  Dua  peristiqa  itu  diwarnai  aksi  represif  kepolisian  dalam  mengawal  aksi  unjuk  rasa.
              Menanggapi  hal  itu,  Kepala  Staf  Kepresidenan,  Moeldoko  dalam  wawancara  dengan  staf
              komunikasi  politik  kantor  staf  presiden  mengklaim  jika  pemerintah  tidak  melarang  orang
              menyampaikan pendapat atau berunjuk rasa.



              1 TAHUN JOKOWI-MA'RUF: BUZZER TAK EFEKTIF, POLISI DIKERAHKAN

              Aktivis  hak  asasi  manusia  (HAM)  Yati  Andriyani  menyebut  ada  perubahan  pendekatan
              pemerintah  terhadap  masyarakat  sipil  yang  berseberangan  secara  politik  dalam  satu  tahun
              pemerintahan  Jokowi  -  Ma'ruf  .

              Yati mengatakan pemerintahan Jokowi lebih sering menggunakan "serangan" tidak langsung
              kepada  pihak-pihak  yang  berbeda  pendapat  di  periode  pertama.  Misalnya,  mengerahkan
              pendengung (buzzer) atau organisasi kemasyarakatan.

              Hal itu berubah dalam satu tahun terakhir. Para pendengung dinilai kehilangan efektivitasnya
              karena sering kali justru jadi pintu menyerang balik narasi pemerintah.

              "Akhirnya hari ini karena buzzer,  influencer,  barangkali tidak bisa lagi dianggap satu alat yang
              efektif, maka serangan-serangan langsung melalui aktor-aktor polisi," kata Yati dalam diskusi
              daring di akun Youtube Lokataru Foundation, Senin (19/10).

              Mantan Koordinator Kontras itu berpendapat perubahan pendekatan dipengaruhi posisi Jokowi
              saat ini. Dia telah berada di periode kedua, tak ada lagi beban meyakinkan masyarakat untuk
              pemilu berikutnya.

              Posisi ini dinilai membuat pemerintahan Jokowi semakin terbuka menyerang pihak-pihak yang
              berseberangan.  Hal  itu  dilihat  dari  rangkaian  tindakan  represif  aparat  beberapa  waktu
              belakangan.

              "Tidak  ada  beban,  sehingga  HAM,  demokrasi  dan  seterusnya,  dengan  sangat  percaya  diri
              dihilangkan, dipinggirkan, dan tidak ada tempat begitu ya dalam politik pemerintahan hari ini,"
              tutur dia.

              Selasa (20/10) tepat satu tahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Mereka resmi menjabat setelah
              mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.

              Setelah terpilih kembali, Jokowi membuat sejumlah kebijakan yang mengundang gelombang aksi
              massa. Misalnya, UU KPK yang menuai aksi unjuk rasa masif pada September 2019.

              Hingga yang terbaru, Jokowi bersama DPR mengesahkan Omnibus Law Cipta Kerja pada Oktober
              2020. Dua peristiqa itu diwarnai aksi represif kepolisian dalam mengawal aksi unjuk rasa.


              Menanggapi  hal  itu,  Kepala  Staf  Kepresidenan,  Moeldoko  dalam  wawancara  dengan  staf
              komunikasi  politik  kantor  staf  presiden  mengklaim  jika  pemerintah  tidak  melarang  orang
              menyampaikan pendapat atau berunjuk rasa.

              "Tidak ada yang melarang orang menyampaikan pendapat. Namun jika penyampaiannya sudah
              mengarah pada perusakan, anarki, atau menyebar fitnah, tentu ini akan mengganggu hak orang
              lain. Mengusik rasa aman khalayak, juga merusak harmoni bangsa. Ini yang perlu ditertibkan,"
              ujar Moeldoko dalam keterangan yang diterima  CNNIndonesia.com  .
                                                           33
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39