Page 6 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 APRIL 2021
P. 6

Ringkasan

              Kalangan buruh meminta pengawas dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) tetap turun
              tangan  mengawasi  pembayaran  Tunjangan  Hari  Raya  (THR)  Lebaran  2021.  Meskipun,
              pengusaha  yang  tergabung  dalam  Kamar  Dagang  dan  Industri  Indonesia  (Kadin)  sudah
              menyatakan siap dan sanggup membayar THR buruh secara penuh pada tahun ini.



              BURUH MINTA JAMINAN KEMENAKER AGAR PENGUSAHA BAYAR THR PENUH
              Jakarta -  Kalangan  buruh  meminta pengawas dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker)
              tetap  turun  tangan  mengawasi  pembayaran  Tunjangan  Hari  Raya  (THR)  Lebaran  2021.
              Meskipun,  pengusaha  yang  tergabung  dalam  Kamar  Dagang  dan  Industri  Indonesia  (Kadin)
              sudah menyatakan siap dan sanggup membayar THR buruh secara penuh pada tahun ini.
              Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar mengatakan pembayaran
              THR  tidak  cukup  dengan  pernyataan  kesanggupan  pengusaha.  Itu  semua  harus  dipastikan
              sampai realisasinya di lapangan.

              "Kalau menurut saya pengawas dari Kemenaker itu menjadi peran utama. Pemerintah harus
              terus  kawal  karena  ini  tugasnya  dia.  Kalau  seruan  terus  dikumandangkan,  disampaikan  tapi
              implementasi tidak terjadi, kesannya hanya memberikan harapan. Kami butuh implementasi,
              seruan bagus tapi tidak selesai dengan itu," ujarnya kepada  CNNIndonesia.com, Kamis (8/4).
              Selain  itu,  lanjut  dia,  tidak  semua  pengusaha  merupakan  anggota  Kadin  maupun  Asosiasi
              Pengusaha  Indonesia  (Apindo).  Dengan  kenyataan  itu,  butuh  pengawasan  langsung  dari
              pemerintah.

              Ia  memprediksi  tidak  semua  anggota  Kadin  maupun  Apindo  memiliki  itikad  baik  memenuhi
              pembayaran THR seperti yang disampaikan Ketua Kadin Rosan P. Roeslani beberapa waktu lalu.

              "Kami melihat tidak semua perusahaan anggota Kadin dan kalau anggota Kadin belum tentu
              mereka mematuhi karena Kadin tidak bisa memberikan sanksi," ucapnya.

              Karenanya, ia meminta pengawas Kemenaker tetap turun tangan memeriksa pelaksanaan dan
              kepatuhan  perusahaan  membayar  THR.  Apabila  finansial  perusahaan  tidak  mampu  karena
              terdampak pandemi covid-19, maka pengawas Kemenaker harus memantau perundingan hingga
              janji pembayaran THR kepada buruh/pekerja benar-benar terlaksana.

              Terpisah,  Presiden  Asosiasi  Serikat  Pekerja  (ASPEK)  Indonesia  Mirah  Sumirat  meminta  agar
              Kemenaker  tidak  mengeluarkan  surat  edaran  (SE)  atau  imbauan  lainnya  mengenai  THR.
              Pasalnya, SE itu bisa menjadi celah bagi perusahaan untuk mangkir dari pembayaran THR.

              Sebaliknya, ia mengatakan aturan THR harus menganut pada ketentuan yang berlaku dalam
              Peraturan  Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor  6  Tahun  2016  tentang  Tunjangan  Hari  Raya
              Keagamaan bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

              Dalam  aturan  itu  disebutkan,  pengusaha  wajib  memberikan  THR  keagamaan  kepada
              pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus atau lebih.
              Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih,
              diberikan sebesar satu bulan upah, dan apabila kurang dari 12 bulan maka diberikan secara
              proporsional sesuai masa kerja.

              "Kalau ditanya, apakah perlu ada jaminan pembayaran THR? Saya kira tidak perlu, karena sudah
              ada aturannya. Karena kalau ada jaminan itu malah menjadi celah ini bagi pengusaha, akan


                                                            5
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11