Page 139 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 OKTOBER 2020
P. 139

RPP ATURAN TURUNAN UU CIPTAKER SEGERA DISUSUN

              Kementerian  Ketenagakerjaan  segera  menyusun  Rancangan  Peraturan  Pemerintah  (RPP)
              sebagai aturan turunan atas Undang-Undang Cipta Kerja. RPP harus segera ada agar UU Cipta
              Kerja bisa segera dilaksanakan.

              "Kami menyiapkan empat RPP sebagai turunan dari UU Cipta Kerja. Kalau di UU Cipta Kerja itu
              kan  kita  punya  waktu  tiga  bulan,  tapi  lebih  cepat  kan  lebih  baik,"  kata  Menaker  Ida  saat
              menyampaikan  sambutan  pada  Kick-Off  the  Tripartite  Meeting  "Pembahasan  Peraturan
              Pelaksana  Susbtansi  Ketenagakerjaan  Undang-Udang  Cipta  Kerja"  di  Jakarta,  hari  Selasa
              (20/10/2020).

              Empat RPP yang dimaksud Menaker Ida ialah RPP tentang Pengupahan, RPP tentang Tenaga
              Kerja  Asing,  RPP  tentang  Penyelenggaraan  Ketenagakerjaan,  dan  RPP  tentang  Jaminan
              Kehilangan Pekerjaan.

              Untuk penyusunan RPP, Menaker Ida menyatakan bahwa pihaknya sudah mematangkan konsep
              di internal Kemnaker dan sudah berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait.

              "Sosialisasi kepada Pemda melalui dinas-dinas naker juga sudah dan akan terus kami lakukan.
              Ini penting karena dinas adalah ujung tombak informasi dan layanan warga di daerah," ucap
              Menaker Ida.

              Menurutnya,  dalam  penyusunan  RPP  ini,  pihaknya  memastikan  keterlibatan  stakeholder
              ketenagakerjaan,  yakni  dari  Serikat  Pekerja/Buruh  dan  pengusaha.  "Minggu  ini  sudah  start.
              Mudah-mudahan akan bisa selesai lebih cepat dari target," ucapnya.

              Lebih  lanjut  ia  menyatakan,  Kemnaker  mendorong  seluruh  jajaran  pemerintah  agar  bersiap
              mentransformasi diri untuk menjalankan UU Cipta Kerja. UU Cipta Kerja ini mengubah banyak
              hal dalam penyelenggaraan pemerintahan. Pelayanan kepada warga harus berkarakter 4 Lebih
              yaitu lebih cepat, lebih murah, lebih aman dan lebih berintegritas.

              "Melalui UU Cipta Kerja ini, saya yakin akan ada perubahan yang signifikan dalam pengelolaan
              ketenagakerjaan," ujarnya.

              Ketua  Umum  APINDO,  Hariyadi  Sukamdani,  mengatakan  bahwa  metode  omnibus  law  telah
              diterapkan di banyak negara secara parsial. Di Indonesia sendiri, metode yang diterapkan dalam
              menyusun UU Cipta Kerja ditujukan untuk menciptakan lapangan kerja.
              Hariyadi menyatakan, selama ini penciptaan lapangan kerja formal menurun meskipun investasi
              mengalami kenaikan. Ia pun menyatakan, UU Cipta Kerja lahir salah satunya untuk mengatasi
              persoalan tersebut. "Ini adalah salah satu langkah pemerintah, khususnya dari Presiden Jokowi
              yang harus kita apresiasi," ujarnya.
              Ketua  Umum  KSPSI,  Yorrys  Raweyai,  mengapresiasi  langkah  pemerintah  untuk  membahas
              aturan turunan UU Cipta Kerja dengan melibatkan stakeholder. "Dengan proses dinamika yang
              ada  di  bangsa  ini,  mari  kita  kalau  sepakat  sebagai  stakeholder,  samakan  persepsi,  satukan
              idealisme, komitmen kita, untuk kepentingan bangsa dan negara," ucapnya.












                                                           138
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144