Page 180 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 OKTOBER 2020
P. 180

Ringkasan

              Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa secara umum UU Cipta Kerja mengandung sebelas
              klaster yang bertujuan untuk  melakukan  reformasi  struktural dan  mempercepat  transformasi
              ekonomi. Muara perumusan UU Cipta Kerja bertujuan untuk memperluas peluang lapangan kerja
              dan memangkas regulasi yang tumpang tindih serta prosedur yang rumit bagi pelaku usaha,
              seperti koperasi dan UMKM.

              Dari sisi Kementerian Ketenagakerjaan, meyakini bahwa dengan adanya UU Cipta Kerja ini bisa
              mengakomodir para pengusaha dengan buruh. Dan juga membuka lapangan kerja yang semakin
              luas.

              "Kita harus pikirkan tantangan bonus demografi, dimana dibutuhkan lapangan kerja yang luas.
              Dengan adanya UU Cipta Kerja ini untuk mempeluas lapangan kerja," ujar Kepala Biro Humas
              Soes Hindharno.



              PENYULUH INFORMASI PUBLIK DIMINTA LURUSKAN DISINFORMASI SOAL UU
              CIPTA KERJA

              Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa secara umum UU Cipta Kerja mengandung sebelas
              klaster yang bertujuan untuk  melakukan  reformasi  struktural dan  mempercepat  transformasi
              ekonomi.
              Muara  perumusan  UU  Cipta  Kerja  bertujuan  untuk  memperluas  peluang  lapangan  kerja  dan
              memangkas regulasi yang tumpang tindih serta prosedur yang rumit bagi pelaku usaha, seperti
              koperasi dan UMKM.

              Hal tersebut diungkapkan Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Hukum, Prof.
              Henri Subiakto pada acara Forum Sosialisasi Online dengan tema Mengenal Lebih Baik Undang-
              Undang Cipta Kerja yang diikuti oleh 281 Penyuluh Informasi Publik dari seluruh Indonesia.

              "Namun karena kesimpangsiuran informasi, disinformasi atas substansi UU Cipta Kerja dan hoaks
              beredar di media sosial, menimbulkan gejolak protes," ujar dia dikutip Selasa (20/10/2020).

              Menurutnya  pemerintah  perlu  meluruskan  disinformasi  tersebut,  dengan  mensosialisasikan
              fakta-fakta  tentang  urgensi,  manfaat,  dan  substansi  penting  UU  Cipta  Kerja  kepada  seluruh
              lapisan masyarakat.

              "Peran pemerintah ini turut didukung oleh Penyuluh Informasi Publik (PIP) yang tersebar di 518
              kecamatan di seluruh Indonesia. PIP diminta untuk menyampaikan informasi yang benar, serta
              meluruskan disinformasi dan hoaks lewat berbagai media komunikasi," paparnya. Untuk itu PIP,
              menurut Henri perlu dibekali dengan wawasan dan pemahaman yang mumpuni terkait urgensi
              dan manfaat UU Cipta Kerja.

              Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Bidang Ekonomi Kreatif Menteri Koperasi dan UKM
              Fiki  Satari  menyatakan  PIP  perlu  memahami  bahwa  UU  Cipta  Kerja  tersebut  dibuat  untuk
              kepentingan ekonomi kemasyarakatan terutama sektor UMKM.

              Menurut Fiki, 64 juta atau 99,9 persen pelaku usaha di Indonesia itu adalah UMKM. Dimana
              pelaku usaha UMKM ini mampu menyerap 97 persen tenaga kerja dan menyumbang PDB sekitar
              60 persen.

              "Sekali  lagi  bahwa  apa  yang  ada  dalam  UU  Cipta  Kerja  ini  kami  yakini  betul  adanya  untuk
              mendukung koperasi dan UMKM. Dimana kita juga harus memikirkan masyarakat dan juga para
              investor. Investor itu kan bisa dari dalam negeri tidak melulu dari asing. Kita harus pikirkan juga
                                                           179
   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185