Page 183 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 OKTOBER 2020
P. 183

Tenaga  Kerja  dan  Perluasan  Kesempatan  Kerja  (Binapenta  dan  PKK)  Kemnaker  Suhartono,
              seperti dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/10/2020).


              KEMNAKER SKORS DUA PENYALUR PEKERJA MIGRAN YANG LAKUKAN
              PELANGGARAN

              Kementerian  Ketenagakerjaan  (  Kemnaker  )  menskors  atau  membekukan  dua  Perusahaan
              Penempatan  Pekerja  Migran  Indonesia  (P3MI)  yang  terbukti  melanggar  proses  penempatan
              Pekerja Migran Indonesia ( PMI ), yaitu PT BM dan PT ASR.

              "Kemnaker  menindak  tegas  dan  menindaklanjuti  setiap  pelanggaran  pidana  ketenagakerjaan
              melalui kordinasi dengan kepolisian," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan Penempatan
              Tenaga  Kerja  dan  Perluasan  Kesempatan  Kerja  (Binapenta  dan  PKK)  Kemnaker  Suhartono,
              seperti dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/10/2020).

              Lebih lanjut, Suhartono mengatakan, PT BM telah menempatkan 83 PMI tidak sesuai jabatan
              dan  jenis  pelanggaran  sebagaimana  yang  tercantum  dalam  perjanjian  kerja,  serta  tidak
              memenuhi hak-hak PMI.

              Sementara  itu,  PT  ASR  juga  melakukan  pelanggaran  yang  sama  dengan  jumlah  PMI  yang
              menjadi korban sebanyak 16 orang.

              "Sanksi  kepada  dua  perusahaan  ini  berdasarkan  Peraturan  Menteri  Ketenagakerjaan
              (Permenaker) Nomor 7 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pengenaan Saksi Administratif dalam
              Pelaksanaan Penempatan dan Pelindungan PMI, serta Undang-undang (UU) Nomor 18 Tahun
              2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia," kata Suhartono.

              Suhartono menekankan, Kemnaker terus berkomitmen meningkatkan pelindungan terhadap PMI
              dengan melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan penempatan.

              Untuk itu, agar sanksi berjalan efektif, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Pelindungan
              Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), imigrasi, dan dinas yang bertanggung jawab pada bidang
              ketenagakerjaan provinsi, kabupaten atau kota, serta stakeholder terkait.

              "Sanksi skorsing diberikan sebagai salah satu upaya Kemnaker untuk meningkatkan pelindungan
              PMI dan melakukan pengawasan yang lebih baik terhadap P3MI," kata Suhartono.

              Suhartono mengungkapkan, sejak 2012 hingga Maret 2020, Kemnaker telah melakukan skorsing
              terhadap 505 P3MI, dan mencabut 252 P3MI.

              Adapun masalah utama dari pemberian saksi tersebut adalah, P3MI menempatkan PMI ke Hong
              Kong tanpa mendaftarkannya di Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN).

              Kemudian, P3MI juga merekrut calon PMI tanpa Surat Izin Perekrutan (SIP), dan tidak memberi
              pelindungan sesuai perjanjian penempatan.

              "Tiga masalah yang mendominasi yakni tidak menambah bilyet deposito sebesar Rp 1,5 miliar
              sesuai Permenaker Nomor 10 Tahun 2019, terlambat mengajukan perpanjangan, dan merekrut
              serta menempatkan secara unprosedural ," kata Suhartono.








                                                           182
   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188