Page 187 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 OKTOBER 2020
P. 187

LINDUNGI PEKERJA MIGRAN, KEMNAKER BERI SANKSI PADA 2 PERUSAHAAN

              Sebagai upaya peningkatan perlindungan pada pekerja migran Indonesia (PMI), Kementerian
              Ketenagakerjaan ( Kemnaker ) memberikan sanksi administratif berupa skorsing kepada dua
              Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI), yakni PT BM dan PT ASR. Keduanya
              terbukti melakukan berbagai pelanggaran dalam proses penempatan PMI.

              "Sanksi skorsing diberikan sebagai salah satu upaya Kemnaker untuk meningkatkan pelindungan
              PMI  dan  melakukan  pengawasan  yang  lebih  baik  terhadap  P3MI,"  kata  Dirjen  Pembinaan
              Penempatan  Tenaga  Kerja  dan  Perluasan  Kesempatan  Kerja  (Binapenta  &  PKK)  Kemnaker,
              Suhartono, melalui Siaran Pers Biro Humas Kemnaker, Selasa (20/10/2020).

              Ia  mengungkapkan,  PT BM  diberikan  sanksi  karena  terbukti  melakukan pelanggaran  dengan
              menempatkan 83 PMI tak sesuai jabatan dan jenis pelanggaran sebagaimana tercantum dalam
              perjanjian  kerja,  serta  tidak  memenuhi  hak-hak  PMI  yang  seharusnya  diterima.  PT  ASR
              dijatuhkan sanksi atas pelanggaran yang sama terhadap 16 PMI.
              "Sanksi kepada dua perusahaan ini berdasarkan Permenaker Nomor 7 Tahun 2020 tentang Tata
              Cara Pengenaan Saksi Administratif Dalam Pelaksanaan Penempatan dan Pelindungan PMI dan
              UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia," ujar Suhartono.

              Ia  menambahkan,  agar  sanksi  berjalan  efektif,  pihaknya  akan  berkoordinasi  dengan  Badan
              Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), imigrasi, dan dinas yang bertanggung jawab di
              bidang ketenagakerjaan provinsi, kabupaten/kota, serta stakeholder terkait.

              Menurut  Suhartono,  Kemnaker  terus  berkomitmen  meningkatkan  pelindungan  terhadap  PMI
              dengan melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan penempatan.

              "Kemnaker akan menindak tegas terhadap setiap pelanggaran, dan akan menindaklanjuti setiap
              bentuk pelanggaran pidana ketenagakerjaan melalui Kordinasi dengan kepolisian," ujarnya.

              Suhartono mengungkapkan, sejak tahun 2012 sampai Maret 2020, Kemnaker telah melakukan
              skorsing atau pembekuan terhadap 505 P3MI. Masalah utama penyebab diskorsingnya P3MI
              adalah menempatkan ke Hong Kong tanpa mendaftarkan PMI di Sistem Komputerisasi Tenaga
              Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN), merekrut calon PMI tanpa Surat Izin Perekrutan (SIP), dan tidak
              memberikan pelindungan sesuai perjanjian penempatan.

              Sejak 2012 sampai Maret 2020, Kemnaker juga sudah mencabut sebanyak 252 P3MI.
              "Tiga masalah yang mendominasi yakni tidak menambah bilyet deposito sebesar Rp1,5 miliar
              sesuai dengan Permenaker Nomor 10 Tahun 2019, terlambat mengajukan perpanjangan, dan
              merekrut serta menempatkan secara unprosedural," kata Suhartono.





















                                                           186
   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192