Page 189 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 OKTOBER 2020
P. 189

KEMNAKER SKORSING 2 PENYALUR PEKERJA MIGRAN YANG LANGGAR ATURAN

              Kementerian  Ketenagakerjaan  memberikan  sanksi  administratif  berupa  skorsing  kepada  dua
              Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI), yakni PT BM dan PT ASR. Sanksi
              tersebut diberikan karena kedua perusahaan tersebut terbukti melakukan beberapa pelanggaran
              dalam proses penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI).

              "Sanksi  skorsing  diberikan  sebagai  salah  satu  upaya  Kemnaker  untuk  meningkatkan
              perlindungan  PMI  dan  melakukan  pengawasan  yang  lebih  baik  terhadap  P3MI,"  kata  Dirjen
              Pembinaan  Penempatan  Tenaga  Kerja  dan  Perluasan  Kesempatan  Kerja  (Binapenta  &  PKK)
              Kemnaker Suhartono dalam keterangan tertulis, Selasa (20/10/2020).

              Suhartono menjelaskan PT BM diberikan sanksi karena terbukti melakukan pelanggaran yaitu
              menempatkan 83 PMI tak sesuai jabatan dan jenis pelanggaran sebagaimana tercantum dalam
              perjanjian kerja, serta tidak memenuhi hak-hak PMI yang seharusnya diterima. Sementara itu,
              PT ASR dijatuhkan sanksi atas pelanggaran yang sama terhadap 16 PMI.
              "Sanksi kepada dua perusahaan ini berdasarkan Permenaker Nomor 7 Tahun 2020 tentang Tata
              Cara Pengenaan Sanksi Administratif Dalam Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan PMI dan
              UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, " terang Suhartono.

              Ia  menambahkan  pihaknya  akan  berkoordinasi  dengan  Badan  Perlindungan  Pekerja  Migran
              Indonesia  (BP2MI),  Imigrasi,  dan  dinas  yang  bertanggung  jawab  di  bidang  ketenagakerjaan
              provinsi, kabupaten/kota, serta stakeholder terkait untuk memastikan sanksi tersebut berjalan
              efektif.

              Kemnaker,  kata  Suhartono,  berupaya  meningkatkan  perlindungan  terhadap  PMI  dengan
              melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan penempatan.

              "Kemnaker akan menindak tegas terhadap setiap pelanggaran, dan akan menindaklanjuti setiap
              bentuk pelanggaran pidana ketenagakerjaan melalui Koordinasi dengan kepolisian," lanjutnya.

              Suhartono  menjabarkan  sejak  tahun  2012  sampai  Maret  2020,  Kemnaker  telah  melakukan
              skorsing  atau  pembekuan  terhadap  505  P3MI.  Mayoritas  pelanggaran  P3MI  tersebut  adalah
              menempatkan pekerja ke Hong Kong tanpa mendaftarkan PMI di Sistem Komputerisasi Tenaga
              Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN), merekrut calon PMI tanpa Surat Izin Perekrutan (SIP), dan tidak
              memberikan  perlindungan  sesuai  perjanjian  penempatan.  Dalam  kurun  waktu  tersebut,
              Kemnaker juga sudah mencabut izin 252 P3MI.

              "Tiga masalah yang mendominasi yakni tidak menambah bilyet deposito sebesar Rp 1,5 miliar
              sesuai dengan Permenaker Nomor 10 Tahun 2019, terlambat mengajukan perpanjangan, dan
              merekrut serta menempatkan secara unprosedural, "urai Suhartono.





















                                                           188
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194