Page 211 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 OKTOBER 2020
P. 211

BANDEL !, DUA PERUSAHAAN PENYALUR PEKERJA MIGRAN KENA 'JEWER'
              KEMNAKER
              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) memberikan sanksi administratif berupa skorsing
              kepada dua Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI), yakni PT BM dan PT ASR.
              Sanksi  skorsing  dijatuhkan  karena  kedua  perusahaan  tersebut  terbukti  melakukan  berbagai
              pelanggaran dalam proses penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) .

              "Sanksi skorsing diberikan sebagai salah satu upaya Kemnaker untuk meningkatkan pelindungan
              PMI  dan  melakukan  pengawasan  yang  lebih  baik  terhadap  P3MI,"  kata  Dirjen  Pembinaan
              Penempatan  Tenaga  Kerja  dan  Perluasan  Kesempatan  Kerja  (Binapenta  &  PKK)  Kemnaker,
              Suhartono, melalui Siaran Pers Biro Humas Kemnaker di Jakarta, Selasa (20/10/2020).

              Suhartono  mengungkapkan,  PT  BM  diberikan  sanksi  karena  terbukti  melakukan  pelanggaran
              dengan menempatkan 83 PMI tak sesuai jabatan dan jenis pelanggaran sebagaimana tercantum
              dalam perjanjian kerja, serta tidak memenuhi hak-hak PMI yang seharusnya diterima. Sedangkan
              PT ASR dijatuhkan sanksi atas pelanggaran yang sama terhadap 16 PMI.

              "Sanksi kepada dua perusahaan ini berdasarkan Permenaker Nomor 7 Tahun 2020 tentang Tata
              Cara Pengenaan Saksi Administratif Dalam Pelaksanaan Penempatan dan Pelindungan PMI dan
              UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia," ujar Suhartono.
              Lebih lanjut terang dia, agar sanksi berjalan efektif, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan
              Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Imigrasi, dan Dinas yang bertanggung jawab di
              bidang Ketenagakerjaan provinsi, kabupaten/kota, serta stakeholder terkait.

              Ditambahkan Suhartono, Kemnaker terus berkomitmen meningkatkan pelindungan terhadap PMI
              dengan melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan penempatan. "Kemnaker
              akan  menindak  tegas  terhadap  setiap  pelanggaran,  dan  akan  menindaklanjuti  setiap  bentuk
              pelanggaran pidana ketenagakerjaan melalui Kordinasi dengan kepolisian," ujarnya.
              Ia  juga  mengutarakan,  sejak  tahun  2012  sampai  Maret  2020,  Kemnaker  telah  melakukan
              skorsing atau pembekuan terhadap 505 P3MI. Masalah utama penyebab diskorsingnya P3MI
              adalah menempatkan ke Hong Kong tanpa mendaftarkan PMI di Sistem Komputerisasi Tenaga
              Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN), merekrut calon PMI tanpa Surat Izin Perekrutan (SIP), dan tidak
              memberikan pelindungan sesuai perjanjian penempatan.

              Sejak tahun 2012 sampai Maret 2020, Kemnaker juga sudah mencabut sebanyak 252 P3MI.
              "Tiga masalah yang mendominasi yakni tidak menambah bilyet deposito sebesar Rp1,5 miliar
              sesuai dengan Permenaker Nomor 10 Tahun 2019, terlambat mengajukan perpanjangan, dan
              merekrut serta menempatkan secara unprosedural," kata Suhartono.

              (akr).



















                                                           210
   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216