Page 207 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 OKTOBER 2020
P. 207

LANGGAR ATURAN, KEMENAKER SANKSI 2 PERUSAHAAN PENYALUR PEKERJA
              MIGRAN
              Kementerian  Ketenagakerjaan  memberikan  sanksi  administratif  berupa  skorsing  kepada  dua
              Perusahaan Penempatan Pekerja Migra n Indonesia (P3MI), yakni PT BM dan PT ASR, yang
              terbukti melakukan berbagai pelanggaran dalam proses penempatan Pekerja Migran Indonesia
              (PMI).

              "Sanksi skorsing diberikan sebagai salah satu upaya Kemnaker untuk meningkatkan pelindungan
              pekerja  migran  dan  melakukan  pengawasan  yang  lebih  baik  terhadap  P3MI,"  kata  Dirjen
              Pembinaan  Penempatan  Tenaga  Kerja  dan  Perluasan  Kesempatan  Kerja  (Binapenta  &  PKK)
              Kemnaker, Suhartono, Selasa (20/10/2020).

              Ia  menjelaskan  PT  BM  diberikan  sanksi  karena  terbukti  melakukan  pelanggaran  dengan
              menempatkan 83 PMI tak sesuai jabatan dan jenis pelanggaran sebagaimana tercantum dalam
              perjanjian kerja, serta tidak memenuhi hak-hak PMI yang seharusnya diterima. Sedangkan PT
              ASR dijatuhkan sanksi atas pelanggaran yang sama terhadap 16 PMI.

              "Sanksi kepada dua perusahaan ini berdasarkan Permenaker Nomor 7 Tahun 2020 tentang Tata
              Cara Pengenaan Saksi Administratif Dalam Pelaksanaan Penempatan dan Pelindungan PMI dan
              UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, " ujarnya.
              Agar sanksi berjalan efektif, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Pelindungan Pekerja
              Migran  Indonesia  (BP2MI),  Imigrasi,  dan  Dinas  yang  bertanggung  jawab  di  bidang
              Ketenagakerjaan provinsi, kabupaten/kota, serta stakeholder terkait.

              Maka Kemnaker terus berkomitmen meningkatkan pelindungan terhadap pekerja migran dengan
              melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan penempatan.

              "Kemnaker akan menindak tegas terhadap setiap pelanggaran, dan akan menindaklanjuti setiap
              bentuk pelanggaran pidana ketenagakerjaan melalui kordinasi dengan kepolisian," tegasnya.

              Adapun  sejak  tahun  2012  sampai  Maret  2020,  Kemnaker  telah  melakukan  skorsing  atau
              pembekuan terhadap 505 P3MI.

              Masalah  utama  penyebab  diskorsingnya  P3MI  adalah  menempatkan  ke  Hong  Kong  tanpa
              mendaftarkan PMI di Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN), merekrut
              calon  PMI  tanpa  Surat  Izin  Perekrutan  (SIP),  dan  tidak  memberikan  perlindungan  sesuai
              perjanjian penempatan.

              Sejak tahun 2012 sampai Maret 2020, Kemnaker juga sudah mencabut sebanyak 252 P3MI.
              "Tiga masalah yang mendominasi yakni tidak menambah bilyet deposito sebesar Rp1,5 miliar
              sesuai dengan Permenaker Nomor 10 Tahun 2019, terlambat mengajukan perpanjangan, dan
              merekrut serta menempatkan secara unprosedural, " pungkasnya.


















                                                           206
   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212