Page 77 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 OKTOBER 2020
P. 77
Saat ini, Ery memilih menunggu proses seleksi lamaran kerjanya, dan belum menambah lamaran
pekerjaan untuk sementara waktu. " Pandemi ini tidak mengubah dan mengurangi optimisme
saya terhadap masa depan. Saya melihat beberapa respons dari perusahaan mereka ternyata
masih membutuhkan orang, mereka tetap terlihat antusias dalam menyeleksi pelamar," ujarnya.
Di sisi lain, sarjana baru lulus yang sudah memiliki pengalaman kerja bernasib hampir sama
dengan Ery. Lamaran kerja yang dikirimkan ke perusahaan tak kunjung ada balasan.
Didi Darmadi (28) resmi menyandang gelar sarjana ilmu komunikasi dari Universitas
Bhayangkara Jakarta Raya, Bekasi, lewat wisuda daring bulan lalu. Perjuangan mencari kerja
sudah dimulai sejak lulus sidang skripsi pada Juli 2020. Lamaran kerja melalui surat ataupun
daring lewat situs kerja tak putus dilayangkan, tetapi tak ada tan-da-tanda dipanggil untuk
wawancara kerja.
"Saya kuliah sambil kerja, dan sempat dua tahun cuti kuliah. Saya berharap dengan kuliah lagi
bisa semakin meningkatkan peluang mendapatkan kerja yang lebih baik. Dari banyaknya surat
lamaran, yang merespons 2-3 perusahaan, itu pun bilang masih akan dicek apakah sesuai kriteria
atau tidak," ujar Didi yang dihubungi dari Bekasi pada Senin (19/10/2020).
Harapan Didi untuk segera dapat kerja begitu besar. Sejak pandemi, Didi dirumahkan oleh hotel
tempatnya bekerja. Alhasil, Didi menguras tabungan untuk menyelesaikan kuliah.
"Sudah hampir dua bulan, aku mencari lewat situs lowongan kerja. Kiriman informasi ke e-mail
soal lowongan kerja selalu ada. Aku coba dari perhotelan, rumah makan, sampai yang terkait
komunikasi sesuai gelarku. Tetapi, belum ada yang berjodoh," kata Didi.
Jika Didi masih menunggu kelanjutan lamarannya, Muchlas Adi Nugroho, sarjana ilmu
pemerintahan dari Universitas
Diponegoro, Semarang, memilih pulang ke rumahnya di Klaten, Jawa Tengah. Adi sudah
memasukkan informasi tentang dirinya di situs Linkedln, tetapi masih belum serius menjelajahi
lowongan kerja yang tersedia.
Kini, dia sedang bekerja paruh waktu di event organizer milik kakak angkatannya di Undip. Dia
lebih yakin mencari pekerjaan setelah ada pengalaman kerja di portofolio dirinya.
Persaingan ketat
Country Manager PT Jobstreet Indonesia Faridah Lim di acara daring Membantu Pekerja dan
Perusahaan di Indonesia Membangun Kembali Bisnis dan Karier Mereka, Rabu C^/IO),
mengatakan, saat ini, persaingan mengisi lowongan kerja semakin ketat. Sebenarnya, lowongan
kerja tetap tersedia, tetapi dengan jumlah yang masih belum normal dibandingkan tahun lalu.
"Sebelum pandemi Covid-19, untuk satu lowongan kerja ra-ta-rata dilamar 400 orang. Setelah
pandemi, rata-rata 850 pelamar. Untuk posisi tertentu ada yang sampai ribuan. Artinya,
persaingan memang semakin ketat," kata Faridah.
Jumlah lowongan kerja yang tersedia tidak berbanding lurus dengan jumlah pencari kerja yang
melonjak. Hal ini terlihat dari akses ke JobStreet.com yang naik 11 persen dibandingkan periode
yang sama. Saat ini, peluang kerja lebih banyak yang membutuhkan keahlian digital.
Adapun lowongan pekerjaan yang masih berpeluang merekrut pekerja dalam enam bulan ke
depan adalah untuk mengisi posisi bidang penjualan atau pelayanan konsumen, administrasi,
staf sumber daya manusia, akuntansi, dan teknik. Selanjutnya, teknologi informasi, pemasaran,
pabrik, manajemen, transportasi dan logistik, serta perbankan dan keuangan.
76