Page 181 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 181
Program BLT selanjutnya tidak pernah digulirkan lagi oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo
(Jokowi). Di tengah pandemi Covid-19, Jokowi memilih memberikan bantuan bantuan kombinasi
uang tunai plus sembako untuk warga dan subsidi gaji khusus bagi pekerja.
Khusus subsidi gaji, total jumlahnya Rp 2,4 juta perorang dengan target 15,7 juta pekerja.
Subsidi gaji diberikan pemerintah saat ini mengacu pada data para pekerja yang terdaftar di
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Insentif atau cash transfer juga
hanya diberikan ke pekerja yang penghasilannya Rp 5 juta per bulan dengan iuran BPJS
Ketenagakerjaan di bawah Rp 150 ribu per bulan.
Mekanisme penyaluran bantuan diberikan sebesar Rp 600 ribu per bulan selama empat bulan.
Dana akan langsung diberikan per dua bulan ke rekening masing-masing pekerja sehingga tidak
akan terjadi penyalahgunaan.
Presiden Jokowi berharap program subsidi upah kepada pekerja dan buruh bergaji kurang dari
Rp 5 juta per bulan bisa ikut mendongkrak daya beli. Menurutnya, daya beli yang kembali naik
akan berbuntut pada kenaikan konsumsi rumah tangga sehingga mengamankan Indonesia dari
jurang resesi ekonomi.
"Ya memang dengan adanya PHK, kemudian omzet usaha turun, ini konsumsi rumah tangga
juga terpengaruh. Semuanya terpengaruh," kata presiden saat memberikan bantuan subsidi gaji
secara simbolis, di Istana Negara, Kamis (27/8).
Demi menggenjot konsumsi ini, pemerintah memang telah merilis sejumlah insentif atau
bantuan. Mulai dari bantuan langsung tunai kepada masyarakat, hibah kepada pelaku UMKM,
hingga yang terbaru adalah subsidi gaji kepada karyawan dan buruh.
"Totalnya enggak tahu ini berapa puluh juta masyarakat yang telah kita berikan bantuan ini.
Kita harapkan dengan bantuan ini konsumsi rumah tangga tidak terganggu, daya beli masyarakat
meningkat, dan kita harapkan pertumbuhan ekonomi negara kta indonesia menjadi kembali pada
posisi normal," ujar Jokowi menjelaskan.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah menjelaskan, bantuan akan ditransfer langsung ke
rekening pekerja yang berada di bank-bank milik pemerintah (Himbara). Penyaluran subsidi gaji,
ujarnya, akan diberikan sebesar Rp 600 ribu per bulan selama 4 bulan dengan total Rp 2,4 juta.
"Dicairkannya dalam dua tahap, masing-masing sebesar Rp 1,2 juta sekali pencairan," kata Ida.
Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal berpendapat, kebijakan bantuan subsidi gaji
bagi karyawan bergaji di bawah Rp 5 juta belum tentu bisa mendongkrak perekonomian nasional.
Sebab, tingkat konsumsi terbesar sebenarnya ada pada masyarakat kelas atas, bukan pada
masyarakat kelas menengah ke bawah yang kini sebagian mendapat subsidi.
Fithra mengatakan, kebijakan subsidi ini tentu baik bagi perekonomian. Saat ada dana yang
dicairkan, tentu akan menggerakkan perekonomian. "Tapi apakah subsidi ini bisa mendongkrak
ekonomi? Belum tentu," kata Fithra kepada Republika, Kamis (27/8).
Fithra menjelaskan, subsidi gaji dan berbagai subsidi lainnya itu diberikan pemerintah kepada
masyarakat miskin atau 40 persen lapisan bawah tengah. Kendati jumlahnya banyak, tapi
konsumsi mereka tak terlalu dominan jika dihitung secara nasional. Apalagi, konsumsi mereka
tak terlalu turun saat pandemi ini.
"Proporsi konsumsi yang dominan itu pada kelas atas atau 20 persen atas," kata Fithra. Namun,
lanjut dia, konsumsi kelompok 20 persen atas juga menurun di tengah pandemi. Mereka
mengurangi konsumsi dalam rangka memperhitungkan risiko ke depan.
180