Page 70 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 70

Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal kedua, yang berada di angka minus5,32 persen
              menggambarkan secara gamblang bahwa kondisi ekonomi masyarakat sangat tertekan. Tidak
              seperti beberapa negara yang pertumbuhan ekonominya ditopang oleh ekspor, pertumbuhan
              ekonomi Indonesia penopang terbesarnya adalah konsumsi rumah tangga. Data Badan Pusat
              Statistik  (BPS)  mengungkapkan,  komponen  pengeluaran  konsumsi  rumah  tangga  (PK-RT)
              menyumbang sebesar 55,76 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB) sepanjang tahun 2019.
              Angka tersebut tidak jauh berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

              Struktur PDB kita yang sangat dipengaruhi oleh komponen pengeluaran rumah tangga akan
              mudah dipahami ketika pertumbuhan ekonomi minus maka daya beli masyarakat sedang sakit.
              Ekonomi masyarakat juga bisa disimpulkan sedang sekarat. Dan hal itu juga tergambar dari data
              BPS  pada  kuartal  kedua  2020,  yang  menyebutkan  komponen  pengeluaran  konsumsi  rumah
              tangga tumbuh negatif 5,51 persen.

              Langkah pemerintah mengeluarkan berbagai stimulus kepada masyarakat berupa bantuan tunai,
              termasuk kepada pekerja yang dikucurkan kemarin merupakan salah satu langkah agar daya
              beli masyarakat kembali membaik. Upaya pemerintah tersebut sejauh ini berada di jalur yang
              tepat karena struktur PDB kita yang mayoritas disokong oleh konsumsi rumah tangga.

              Namun, bila pemerintah meyakini bahwa bantuan tunai kepada pekerja dan program bantuan
              tunai sebelumnya yang diberikan kepada masyarakat akan membuat Indonesia terbebas dari
              ancaman resesi ekonomi, sepertinya jaminan tersebut belum bisa diandalkan. Apalagi, bantuan
              subsidi gaji kepada para pekerja sebagian besar akan diberikan pada September.

              September adalah bulan terakhir di kuartal ketiga tahun ini. Sangat mungkin saat pemerintah
              mengucurkan bantuan tunai kepada pekerja tersebut diberikan pada September, apalagi di akhir
              bulan, para pekerjabaru akan membelanjakan uang tersebut pada Oktober.

              Kita  ketahui  bahwa  pemerintah  berharap  di  kuartal  ketiga  tahun  ini,  pertumbuhan  ekonomi
              nasional tidak negatif agar Indonesia tidak termasuk negara yang terkategori resesi. Bila melihat
              kondisi ekonomi pada Juli dan Agustus yang terasa masih lesu, harusnya September menjadi
              kunci agar bisa menutupi kelesuan pada Juli dan Agustus supaya pertumbuhan di kuartal ketiga
              tahun ini tidak minus, dan negara kita bebas dari jurang resesi.

              Selain soal pengucuran bantuan gaji kepada pekerja yang dilakukan di bulan akhir kuartal ketiga
              tahun ini, ada pekerjaan rumah lain dari program tersebut Yakni, pemerintah belum melirik para
              pekerja  di  sektor  informal,  yang  semestinya  juga  mempunyai  hak  untuk  menerima  bantuan
              subsidi gaji.



















                                                           69
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75