Page 191 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 MARET 2021
P. 191
neutral - Roy Sembel (Juri Investor Awards 2020) Yang paling penting sahamnya likuid
dan punya kapitalisasi pasar yang besar. Itu yang menjadi portofolio saham BP
Jamsostek
positive - Roy Sembel (Juri Investor Awards 2020) Proses dan underlying produk reksa
dana ini pun jelas dan berbeda dengan yang terjadi di Jiwasraya
negative - Roy Sembel (Juri Investor Awards 2020) Bisa jadi pula karena fee yang
ditetapkan BP Jamsostek hanya 1%. Ini wajar saja karena portofolionya besar. Di pasar,
reksa dana umumnya mengenakan fee sebesar 2-4%
negative - Roy Sembel (Juri Investor Awards 2020) Portofolio saham-saham Jiwasraya
termasuk golongan saham berkualitas rendah, tidak likuid, dan market cap -nya kecil.
Orang-orang menyebutnya saham-saham 'gorengan'
negative - Roy Sembel (Juri Investor Awards 2020) Di BP Jamsostek persyaratannya
sangat ketat, sedangkan di Jiwasraya longgar
neutral - Roy Sembel (Juri Investor Awards 2020) Berdasarkan data tersebut jelas terlihat
bahwa strategi alokasi aset antara BP Jamsostek dan Jiwasraya sangat berbeda
negative - Roy Sembel (Juri Investor Awards 2020) Secara keseluruhan, kinerja total
portofolio BP Jamsostek masih positif dan memberikan imbal hasil di atas rata-rata
deposito bank pemerintah. Likuiditas BP Jamsostek masih surplus dan lancar membayar
klaim
Ringkasan
Unrealized loss pada portfolio investasi saham BPJS Ketenagakerjaan (BPJS TK) berbeda
dengan kasus kerugian Jiwasraya. Unrealized loss BPJS TK adalah wajar sebagai risiko
wajar dari investasi saham di pasar modal, dan bisa kembali untung saat pasar kembali
ke level sebelum pandemi Covid-19.
'UNREALIZED LOSS' DI BP JAMSOSTEK BUKAN PELANGGARAN PIDANA
JAKARTA, Investor.id - Kerugian yang belum terwujud (unrealized loss) di BPJS
Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) merupakan bagian dari risiko investasi, bukan
pelanggaran pidana. Soalnya, proses investasi portofolio oleh BP Jamsostek sudah
mengedepankan prinsip kehati-hatian.
"Tidak logis jika unrealized loss di BP Jamsostek dikategorikan sebagai kerugian hasil
manipulasi yang berpotensi menimbulkan pelanggaran pidana," kata pakar keuangan
dan investasi dari IPMI Internasional Business School, Roy Sembel dalam keterangan
tertulis yang diterima Investor Daily di Jakarta, Jumat (12/3/2021).
190