Page 225 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 MARET 2021
P. 225
Ringkasan
Unrealized loss pada portfolio investasi saham BPJS Ketenagakerjaan (BPJS TK) berbeda
dengan kasus kerugian Jiwasraya. Unrealized loss BPJS TK adalah wajar sebagai risiko
wajar dari investasi saham di pasar modal, dan bisa kembali untung saat pasar kembali
ke level sebelum pandemi Covid-19.
PAKAR: UNREALIZED LOSS BPJS KETENAGAKERJAAN RISIKO BISNIS
JAKARTA - Fenomena Unrealized Loss (UL) atau kerugian yang terjadi (yang masih
belum direalisasikan) menjadi momok menakutkan bagi dunia investasi karena
berpotensi menjadi ancaman kriminalisasi setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) RI
melakukan penyidikan terhadap BPJS Ketenagakerjaan (BPJamsostek).
Masyarakat dikagetkan dengan tuduhan kerugian tidak wajar, yang berpotensi pidana
pada UL portofolio saham BPJamsostek.
"Kerugian ini, terkesan dipaksakan, seolah sama dengan kerugian dalam kasus
Jiwasraya. Padahal, hasil kajian menunjukkan proses investasi portofolio BPJamsostek
sudah prudent dan sesuai kaidah-kaidah investasi. Alokasi aset telah memperhatikan
aspek pengelolaan resiko yang relatif baik," ujar Profesor Keuangan Investasi dari IPMI
International Business School Roy Sembel dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Roy Sembel, di dalam masing-masing kelas aset dilakukan strategi pemilihan
sekuritas (securities selection) atau manager investasi yang cocok dengan tujuan
investasi. Syarat pemilihan manager investasi relatif ketat yakni harus mempunyai dana
kelolaan minimal Rp 1,5 triliun.
Selain itu data portofolio sahamnya diinvestasikan pada saham-saham LQ-45 atau
didominasi saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan relatif likuid.
Penurunan dan kenaikan harga saham sangat tergantung pada perkembangan pasar
modal di Indonesia. Unrealized loss sejalan dengan perkembangan pasar saham
Indonesia.
Hal itu tercermin dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang
terdampak krisis pandemi dan resesi ekonomi. Bukti menunjukkan, unrealized loss naik
turun sesuai naik turunnya IHSG.
Pada saat IHSG di level 5.979 (31 Desember 2020) unrealized loss mencapai Rp 22,308
triliun, tapi ketika IHSG di level 6.429 (20 Januari 2021) lalu, unrealized loss nya menurun
menjadi Rp14,417 triliun atau 2,91 persen dari total portofolio Rp 495 triliun yang
sebagian besars disebabkan penurunan kinerja emiten BUMN.
224