Page 226 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 MARET 2021
P. 226
"Bukan tak mungkin, ketika IHSG di level 7.000, bukan unrealized loss, tapi bisa berbalik
arah menjadi unrealized gain. Ada banyak faktor yang menyebabkan naik turunnya
harga saham, namun yang paling penting saham BPJS-TK likuid dan mempunyai
kapitalisasi pasar yang besar," kata Roy Sembel.
Sembel menjelas, temuan itu berbeda dengan kerugian portofolio investasi pada kasus
Jiwasraya. Portofolio saham-saham Jiwasraya termasuk golongan saham kualitas
rendah, tidak likuid dan mempunyai kaplitalisasi pasar yang kecil. Banyak orang
menyebutnya sebagai saham-saham "gorengan".
"Banyak perbedaan riil antara kerugian Jiwasraya yang sudah realized loss dengan
unrealized loss di BPJamsostek. Persyaratan pemilihan manager investasi di BPJamostek
sangat ketat, sementara di Jiwasraya longgar," ujarnya.
Alokasi aset kedua perusahaan pun berbeda. Misalnya, porsi saham dan reksadana di
Jiwasraya lebih dari 91 persen pada 31 Desember 2019.
Sementara di BPJamsostek pada 31 Desember 2020 lalu hanya 23,56 persen untuk porsi
saham dan reksadana.
Selain itu-saham-saham blue chip yang dimiliki BPJamsostek berfundamental bagus
sehingga berbeda dengan portofolio saham Jiwasraya pada umumnya.
BPJamsostek yang mengelola dana sebesar Rp 484,38 triliun merupakan investor
institusional dalam negeri yang dapat berperan dalam peningkatan pendalaman pasar
finansial di Indonesia.
Kesimpulannya, unrealized loss pada portofolio investasi saham BPJamsostek berbeda
dengan kasus kerugian Jiwasraya.
Unrealized loss BPJamsostek adalah wajar sebagai risiko wajar dari investasi saham di
pasar modal dan bisa kembali untung saat pasar kembali ke level sebelum pandemi.
"Unrealized loss ini tidak logis dikategorikan sebagai kerugian hasil manipulasi yang
berpotensi pidana. Lebih pada risiko bisnis yang sudah dikalkulasi dengan baik," katanya.
225