Page 280 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 MARET 2021
P. 280

ROY SEMBEL: UNREALIZED LOSS KASUS BP JAMSOSTEK BUKAN
              PELANGGARAN PIDANA

              Jakarta,  Pakar  keuangan  dan  investasi  dari  IPMI  Internasional  Business  School,  Roy
              Sembel menilai, persoalan adanya unrealized loss (kerugian yang belum terwujud) dalam

              kasus BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek, merupakan bagian dari risiko investasi.
              Sebab,  proses  investasi  portofolio  oleh  BP  Jamsostek  sudah  dilakukan  dengan
              mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudent).

              Unrealized loss tersebut tidak logis jika dikategorikan sebagai kerugian hasil manipulasi
              yang berpotensi pelanggaran pidana.

              Menurutnya, tuduhan mengenai adanya pelanggaran pidana di balik unrealized loss BP
              Jamsostek terkesan dipaksakan. "Seolah-olah sama dengan kerugian yang terjadi dalam
              kasus  Jiwasraya  yang  menghebohkan  beberapa  waktu  sebelumnya,"  ujarnya,  dalam

              keterangan tertulis, Jumat (12/3/2021).

              Roy mengkaji penyebab unrealized loss BP Jamsostek dari sisi konteks situasi, kondisi
              ekonomi dan pasar modal, proses investasi dan alokasi aset, serta perbandingan dengan
              portofolio dalam investasi pada kasus Jiwasraya.


              "Hasil kajian menunjukkan bahwa proses investasi portofolio BPJS-TK sudah prudent dan
              sesuai  kaidah-kaidah  investasi.  Alokasi  aset  telah  memperhatikan  aspek  pengelolaan
              risiko yang relatif baik," jelasnya.

              Secara garis besar, lanjut Roy, investasi dimulai dengan strategi mengalokasikan dana
              investasi ke dalam beberapa kelas aset sesuai tujuan investasi, yaitu saham, reksadana,
              deposito, obligasi dan bahkan properti serta penyertaan langsung. Selanjutnya di dalam
              masing-masing kelas aset dilakukan strategi pemilihan sekuritas  (securities selection)
              atau manager investasi yang cocok dengan tujuan investasi.


              "Bahkan, dalam pemilihan manager investasi relatif ketat. Syaratnya harus mempunya
              dana kelolaan minimal Rp 1,5 triliun," ungkapnya.

              Saham dan Reksadana Menurut data, portofolio investasi sahamnya ditempatkan pada
              saham-saham LQ-45. Itu artinya portfolio sahamnya dominan terdiri dari saham-saham
              berkapitalisasi pasar besar dan relatif likuid. "Tidak perlu diragukan lagi tentang saham-
              saham  LQ-45.  Penurunan  dan  kenaikan  harga  saham  sangat  tergantung  pada
              perkembangan pasar modal di Indonesia," katanya.


              Dalam  konteks  tersebut,  Roy  berpandangan,  unrealized  loss  masih  sejalan  dengan
              perkembangan pasar saham Indonesia. Hal ini tercermin dari pergerakan Indeks Harga
              Saham Gabungan (IHSG) yang terdampak krisis pandemi dan resesi ekonomi.

              Bukti  menunjukkan  bahwa  unrealized  loss-  nya  juga  fluktuatif  sesuai  dengan  naik
              turunnya  IHSG.  Pada saat  IHSG  di  level  5.979  (31  Desember  2020),  unrealized  loss


                                                           279
   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285