Page 318 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 AGUSTUS 2020
P. 318
juga membentuk tim perumus yang terdiri dari perwakilan Badan Legislasi DPR dan Konfederasi
Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), serta KSPSI AGN.
Puluhan ribu buruh melakukan aksi unjuk rasa yang dipusatkan di Menko Perekonomian dan DPR
RI, Selasa (25/8/2020). Menurut Presiden KSPI Said Iqbal, bersamaan dengan aksi di Jakarta,
aksi juga serentak dilakukan di berbagai daerah dengan mengusung isu yang sama.
"Beberapa provinsi yang akan melakukan aksi antara lain, Jawa Barat di Gedung Sate Bandung,
Banten di Serang, Jawa Tengah di Semarang, Jawa Timur di Gedung Grahadi Surabaya," kata
Said Iqbal.
Lebih lanjut dia mengatakan, aksi serupa juga akan dilakukan di Aceh, Sumatera Barat, Sumatera
Utara, Bengkulu, Riau, Batam, Lampung, Banjarmasin, Samarinda, Gorontalo, Makasar, Manado,
Kendari, Mataram, Maluku, Ambon, Papua, dan sebagainya.
Ada dua isu yang dibawa dalam aksi ini adalah tolak omnibus law draft pemerintah dan stop PHK
massal dampak covid 19.
Dijelaskan Said Iqbal, setidaknya ada sembilan alasan kaum buruh menolak omnibus law draft
pemerintah, yang terangkum dalam 23 pertanyaan mendasar untuk menolak omnibus law.
Kesembilan aladan tersebut adalah hilangnya upah minimum, berkurangnya nilai pesangon,
waktu kerja eksploitatif, karyawan kontrak seumur hidup, outsourcing seumur hidup, phk
dipermudah, hak cuti dan upah atas cuti dihapus, tka buruh kasar dipermudah masuk, sanksi
pidana dihapus, serta potensi hilangnya jaminan kesehatan dan jaminan pensiun bagi pekerja
kontrak dan outsourcing seumur hidup..
Dalam omnibus law, upah akan semakin murah. Karena selain menghilangkan UMK dan UMSK,
juga diberlakukan upah minimum industri pada karya. Selain itu, kenaikan upah hanya
didasarkan pada pertumbuhan ekonomi. Padahal dalam PP No 78/2005, kenaikan upah minimum
didasarkan pada inflansi plus pertumbuhan ekonomi.
Dalam omnibus law juga, pekerja kontrak dan outsourcing diperbolehkan untuk seluruh jenis
pekerjaan dan berlaku seumur hidup tanpa batas kontrak. Akibatnya, buruh tidak lagi diangkat
menjadi karyawan tetap. Karena bukan karyawan tetap, dengan sendirinya hak pesangon pkerja
kontrak dan outsourcing tidak akan pernah mendapatkan pesangon seumur hidupnya selayaknya
karyawan tetap.
Jika ada program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) dari pemerintah tapi berlaku untuk
pekerja bermasa kerja 1 tahun keatas, jadi pengusaha buat saja kontrak kerja per 11 bulan saja
diputus terus dikontrak lagi dan seterusnya, maka tidak perlu bayar JKP.
Dalam omnibus law, pesangon dihapus dan dikurangu nilainya. Sebab dslam UU No 13/2003
disebutkan bahwa yg disebut pesangon itu ada tiga komponen dalam pesangon, yaitu uang
pesangon itu sendiri, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak sebesar 15%.
Dalam omnibus law, uang penggantian hak dihapys dan bukan lagi kewajiban. Nilai dari uang
penghargaan masa kerja dikurangi.
Dalam omnibus law juga, waktu kerja eksploitatif. Karena hanya diatur waktu kerja maksimal 8
jam sehari dan 40 jam seminggu. Jadi pengusaha bisa saja buruh dipekerjakan 7 hari dalam
seminggu, hari senin sampai hari minggu tanpa libur, dengan cara 6 jam kerja sehari senin
sampai sabtu dan hari minggu 4 jam kerja sehari. Jam kerja seperti layaknya perbudakan
modern.
Dalam omnibus law, TKA buruh kasar mudah masuk. Karena TKA yang bekerja di Indonesia
tidak lagi memerlukan surat izin tertulis dari menteri.
317