Page 7 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 AGUSTUS 2020
P. 7
Ringkasan
Pasal-pasal klaster ketenagakerjaan dalam RUU Cipta Kerja akan segera dibahas di DPR. Serikat
pekerja dan buruh terpecah?
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia ( KSPI) Said Iqbal enteng saja melontarkan
kekesalannya. Dengan lantang, ia menuding, tim teknis pembahasan klaster ketenagakerjaan
dalam draf Omnibus Law Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja hanya sebagai alat
legitimasi pemerintah "Sebagai stempel saja itu," ujarnya. Itu juga yang membuatnya keluar dari
tim teknis bentukan Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) tersebut.
DEBAT RUU SAPU JAGAT SUARA BURUH TAK BULAT
Pasal-pasal klaster ketenagakerjaan dalam RUU Cipta Kerja akan segera dibahas di DPR. Serikat
pekerja dan buruh terpecah?
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal enteng saja melontarkan
kekesalannya. Dengan lantang, ia menuding, tim teknis pembahasan klaster ketenagakerjaan
dalam draf Omnibus Law Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja hanya sebagai alat
legitimasi pemerintah "Sebagai stempel saja itu," ujarnya. Itu juga yang membuatnya keluar dari
tim teknis bentukan Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) tersebut.
Keputusannya ini diikuti pula oleh Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI)
pimpinan Andi Gani Nena Wea (KSPSI AGN).
Padahal, mereka baru baru dua kali ikut pertemuan tim teknis membahas RUU Ciptaker. Namun,
dari dua kali pertemuan itu, ia sudah menangkap kesan arogansi pengusaha dan pemerintah.
Dalam pertemuan pertama, draf sandingan yang berisi analisis dan pandangan kalangan buruh
mengenai dasar penolakannya terhadap klaster ketenagakerjaan ditolak mentah-mentah oleh
perwakilan pengusaha.
Sementara dalam pertemuan kedua, kalangan pengusaha menegaskan bahwa pertemuan di
dalam tim teknis tidak perlu ada keputusan dan kesepakatan karena tim tersebut hanya sekadar
memberikan masukan. "Kalau begitu buat apa kami di situ?" cetusnya.
Sayang, sikap serikat pekerja dan buruh tersebut tidak bulat. Dari delapan elemen buruh yang
terlibat dalam tim teknis, hanya dua organisasi buruh yang mundur. Sementara enam serikat
pekerja lainnya memutuskan tetap bertahan di tim pembahasan.
Keenam serikat tersebut adalah Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pimpinan
Yoris Raweyai, Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Sarikat Buruh Muslimin
Indonesia (Sarbumusi), Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN), Federasi Serikat Pekerja
(FSP) Perkebunan, dan Federasi Serikat Pekerja Perkayuan dan Perhutanan Indonesia (FSP
Kahutindo).
Pewakilan serikat pekerja teisebut menilai masuknya representasi serikat pekerja dalam tim
teknis adalah bagian dari strategi perjuangan dan dialog sosial.
"Kami yakin forum bersama ini bisa digunakan semaksimal mungkin untuk menyuarakan
aspirasi-aspirasi yang berkembang dari anggota kami," kata Ristadi, Presiden Konfederasi Serikat
Pekerja Nasional (KSPN).
Sementara kubu Said Iqbal belakangan merapat ke Dewan Perwakilan Rapat (DPR), dengan
membentuk tim perumus bersama Badan Legislasi (Baleg) DPR untuk membahas RUU Ciptaker.
6