Page 72 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 JANUARI 2021
P. 72
IMPLEMENTASI UU CIPTA KERJA TINGKATKAN KEMUDAHAN BERUSAHA
Implementasi Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Ciptaker) dinilai dapat
meningkatkan kemudahan berusaha di Indonesia. Sebab, UU Cipta kerja sendiri dibuat untuk
penyederhanaan, sinkronisasi, dan pemangkasan regulasi karena banyaknya aturan dan regulasi
yang menghambat penciptaan lapangan kerja baik di pusat maupun di daerah.
"Tujuan utama dari dibentuknya UU Cipta Kerja tentunya untuk menarik investasi dan
menciptakan lapangan kerja seluas luasnya bagi tenaga kerja di Indonesia. Jangan sampai
aturan yang ada malah mempersulit para pencari dan pemberi kerja baik di pusat maupun
daerah," kata Praktisi Hukum dan Dosen Universitas Al Azhar Indonesia Sadino di Jakarta, Sabtu
(3/1).
Sadino mengatakan, UU Cipta Kerja memberikan kemudahan, perlindungan dan pemberdayaan
terhadap koperasi dan UMKM serta industri dan perdagangan nasional. Hal itu sebagai upaya
untuk dapat menyerap tenaga kerja seluas-luasnya dengan tetap memperhatikan keseimbangan
dan kemajuan antar daerah dalam kesatuan ekonomi nasional.
Karenanya, lanjut Sadino, UU Cipta Kerja ini harus bisa menjamin setiap warga Negara
memperoleh pekerjaan serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja. Titik penting dari penerapan UU Cipta Kerja dalam pemulihan perekonomian
adalah dalam hal pengembangan UMKM dan Koperasi.
Regulasi ini juga menawarkan berbagai macam kemudahan berusaha dan perlindungan bagi
UMKM. "Tetapi harus dicamkan bahwa UU Cipta Kerja ini haruslah melakukan penyesuaian
berbagai aspek pengaturan yang berkaitan dengan keberpihakan, penguatan, dan perlindungan
bagi koperasi dan UMKM serta industri nasional," tegasnya.
Dia meyakini, dengan mendorong pertumbuhan dan perkembangan UMKM, akan dapat
memberikan kontribusi penciptaan lapangan kerja baru bagi masyarakat luas. Apalagi UMKM
merupakan penyedia lapangan kerja terbesar bagi masyarakat Indonesia. Di mana lebih dari
97% pekerja di Indonesia bekerja di sektor UMKM.
Selain itu juga, harus melakukan penyesuaian berbagai aspek pengaturan yang berkaitan dengan
peningkatan ekosistem investasi, kemudahan dan percepatan proyek strategis nasional yang
berorientasi pada kepentingan nasional yang berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi
nasional dengan berpedoman pada haluan ideologi Pancasila.
"Jangan sampai judulnya menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya tetapi perusahaan atau
industri yang ingin membuka usaha atau lapangan kerja malah dipersulit dengan aturan yang
rumit dan mencekik atau ada oknum-oknum yang mengambil keuntungan pribadi. Makanya,
regulasi yang menghambat penciptaan lapangan kerja harus dipangkas," tegas Sadino.
Akademisi dari Al Azhar ini juga mengakui bahwa UU Cipta Kerja atau Omnibus Law merupakan
sesuatu yang baru untuk Indonesia. Karenanya perlu dipelajari dan dipahami dengan baik agar
dalam penerapan dan implementasi bisa berjalan baik. Apalagi, ini menyangkut kemudahan
investasi dan pembukaan lapangan kerja.
"Undang-Undang Cipta Kerja ini adalah sesuatu yang baru di kita, Tapi memang ada
perkembangan hukum yang baru, kebetulan saya juga praktisi hukum dan akademisi
berpendapat bahwa gagasan yang baru tentu yang harus kita support, harus kita dukung agar
implementasinya berjalan sesuai harapan pemerintah," kata dia.
Editor : Aris Cahyadi (aris_cahyadi@investor.co.id).
71